Nationalgeographic.co.id—Invasi Romawi ke Inggris dimulai pada 43 Masehi di bawah kepemimpinan Kaisar Claudius. Selama penaklukan Romawi, Inggris mengalami banyak perubahan, terutama dari segi ekonomi dan budaya.
Banyak konstruksi baru dibangun selama beberapa dekade. “Ini tentu saja mengubah wajah Inggris,” ungkap Jennifer Paxton dilansir dari laman Wondrium Daily. Suku-suku Inggris juga mendapat pengaruh seni, budaya, serta gaya hidup Romawi.
Bagaimana penaklukan Romawi di Inggris mengubah kehidupan masyarakat di sana?
Munculnya pusat perkotaan di selatan Inggris
Inggris dibagi menjadi bagian selatan dan utara. Lebih luas, wilayah selatan ini dipertahankan oleh Romawi. Sedangkan bagian utara yang lebih kecil tidak diinginkan. Perbedaan geografis ini secara kasar menunjukkan pembagian di masa yang akan datang di pulau Inggris. Inggris di selatan dan Skotlandia di utara.
Provinsi Romawi terbagi menjadi dua zona luas. Zona pertama terdiri dari bagian selatan dan timur provinsi. Ini adalah daerah dengan lahan pertanian paling subur, sebagian besar berupa dataran luas. Ini merupakan wilayah yang paling mudah untuk ditaklukkan.
Pada abad ke-2, ada sekitar empat puluh pusat kota besar didirikan di bagian Inggris ini. Kota-kota itu ermasuk pelopor kota modern Leeds, Lincoln, Newcastle, serta Exeter. Seperti wilayah Romawi lainnya, semua kota tersebut juga dihubungkan oleh jalan yang dibangun oleh Romawi.
“Pengaruh Romawi lainnya tampak pada bangunan dan ornament khas, seperti forum, vila besar, serta amfiteater,” Paxton menambahkan.
Inggris Utara dan Barat yang terbelakang dan dikuasai oleh militer
Zona kedua, di utara dan barat, tampak sangat berbeda. Di sini pemandangannya berbukit-bukit dan berbatu. Kondisi itu menyebabkan para penjajah kesulitan mendirikan permukiman.
Ternyata bukan hanya itu alasan mengapa orang Romawi kesulitan membangun permukiman di sana.
Kurang kooperatifnya suku-suku lokal membuat kehadiran tentara militer diperlukan di daerah ini. Terutama di Wales, Cornwall, dan bagian barat laut.
Alih-alih permukiman, banyak benteng yang dikelola oleh legion Romawi di zona ini. Didukung oleh tentara Romawi, benteng ini berhasil mencegah pemberontakan serius.
Penyebaran agama di Inggris
Tingkat perubahan yang dipengaruhi oleh invasi Romawi bervariasi dari satu daerah ke daerah lain.
Di kota-kota, bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Latin. Terutama saat transaksi perdagangan.
Semua tren budaya utama dalam kehidupan Kekaisaran Romawi akhirnya masuk ke Inggris juga. “Ini termasuk gaya artistik, gaya berpakaian, dan bahkan agama,” imbuh Paxton.
Dari sekitar abad ke-3, agama Kristen muncul di Inggris dan diterima dengan baik di kota. Tentu saja agama yang disebarkan oleh bangsa Romawi memiliki banyak saingan. Ada lusinan kultus lain yang dipraktikkan di kota-kota Inggris, sama seperti di semua kota Romawi lainnya.
Orang Inggris memiliki pusat ritual yang terkenal dan menarik peziarah untuk mengunjunginya. Aquae Sulis, berada di barat Inggris, memiliki sumber air panas yang indah. Penduduk asli Inggris menggunakan situs itu untuk memuliakan dewi mereka, Sulis.
Bangsa Romawi sering mengambil alih dan mengadopsi dewa-dewa dari daerah yang ditaklukkan. Tidak terkecuali dewi Sulis. Bagi orang Romawi, dewi ini mirip dengan dewi kebijaksaan Romawi, Minerva. Maka pemujaan gabungan pada kedua dewi, Sulis Miverva, mulai dilakukan.
Sebagian besar orang yang tinggal di koloni Romawi, tentu saja, adalah petani. Mereka hidup di wilayah pertanian yang sangat sederhana. Tanaman yang ditanam pun untuk dikonsumsi sendiri. Jika ada sisa, mereka akan menjualnya di pasar.
Di pedesaan, penetrasi bahasa Latin terbatas sehingga bahasa Inggris terus digunakan. Demikian juga dengan agama. Sangat sedikit yang menganut agama Kristen, orang di pedesaan masih terus menyembah dewa-dewa pagan selama periode pendudukan Romawi.
Penyebaran koin Romawi di Inggris
Salah satu perubahan paling signifikan dalam kehidupan sehari-hari di Inggris adalah pengenalan mata uang Romawi. Koin Romawi dalam denominasi kecil banyak ditemukan di seluruh Inggris, bahkan di situs pedesaan yang tenang.
Alih-alih menggunakan sistem barter, pertukaran dilakukan dengan uang. Ada alasan yang sangat spesifik di balik peningkatan sirkulasi moneter ini selain kekuatan pasar murni. Salah satu penyebabnya adalah perpajakan.
Baca Juga: Kehidupan Warga Miskin di Masa Romawi Kuno, Kadang Tidak Terlalu Buruk
Baca Juga: Atribut Penting dalam Budaya Romawi, Dari Mana Budak Berasal?
Baca Juga: Seni Erotis Yunani dan Romawi, Cerminan Budaya yang Terobsesi Seks?
Baca Juga: Kebutuhan Sehari-hari, Barang Mewah dan Eksotis Dijual di Pasar Romawi
Romawi membutuhkan sejumlah besar uang untuk membiayai infrastruktur militernya, yang sebagian besar dihabiskan di Inggris. Pajak-pajak ini dikumpulkan di seluruh kekaisaran dan kemudian digunakan untuk membayar garnisun militer Romawi. Ini termasuk memenuhi pasokan makanan dan persediaan lainnya. Ironisnya, pendudukan Romawi merupakan stimulus besar bagi perekonomian Inggris.
Dengan demikian, Romawi mengubah kehidupan di Inggris, terutama yang berkaitan dengan ekonomi dan kehidupan material. Penduduk Inggris juga mulai menggunakan barang-barang Romawi.
“Para arkeolog menemukan bukti banyak barang bergaya Romawi di antara penduduk asli ini. Seperti tembikar yang diproduksi secara massal, barang pecah belah, dan paku besi untuk bangunan,” Paxton menjelaskan.
Pola makan penduduk asli Inggris juga berubah sebagai akibat dari kehadiran Romawi di Inggris. Mereka mulai menanam dan mengonsumsi buah-buahan yang dibawa dari Italia, seperti apel. Namun, orang-orang Inggris juga mempertahankan banyak aspek dari tradisi asli mereka, termasuk bahasa.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR