Cara kerja yang sama juga bisa diterapkan sebagai sabun dan sampo. Ia dapat menghambat khamir penyebab ketombe dan rambut rontok.
Penerapan kitosan di bidang pertanian banyak dipakai di Malaysia dan Vietnam sebagai pupuk. Kitosan memang tidak bisa terserap oleh tanaman, tetapi bekerja dengan memberantas bakteri penghambat di bawah tanah dan menarik akar agar bisa menyerap zat yang ada pada tanah.
Selain menjadi pupuk, kitosan juga bisa digunakan sebagai pencegah serangan hama.
"Selama ini kan kalau hama akan gampang [dibasmi] dengan pestisida. Itu enggak akan selesai," terang Ronny. Kitosan bisa dilapisi pada tanaman dengan penyemprotan. Pelapisan itu mencegah hama menyerang tanaman karena dapat membentuk bio-membran.
"Ibaratnya melawan nyamuk--kita bisa pakai obat nyamuk bakar dan elektrik. Tapi kan nyamuk akan selalu datang, dan Anda akan beli itu terus. Tapi kalau Anda beli kelambu, nyamuknya boleh banyak tapi tidak akan gigit Anda karena tidak punya kemampuan menerobos kelambu itu," jelasnya.
Di bidang farmasi, kitosan nanopartikel bisa digunakan untuk meningkatkan stabilitas dan ketahanan obat. Kitosan pun tidak punya efek samping jika tertelan karena biopolimernya. Di dalam tubuh, kitosan akan dibuang karena tidak bisa diserap sistem pencernaan.
Ronny pernah mengembangkan penyanitasi tangan dari ekstrak sirih. Ketika digabungkan dengan kitosan, ekstrak sirih yang gampang rusak bisa lebih awet dan stabil, sehingga kemampuan antibakterinya makin efisien.
Buah-buahan dan sayuran kerap kali terbuang karena busuk. Kitosan pun menjadi sarana yang baik untuk memperlambat pematangannya agar makanan bisa sampai di tangan konsumen dengan baik.
Baca Juga: Dibuang Sayang, Kegiatan Barter.in Jadi Solusi Limbah Pakaian
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR