Baca Juga: Mohammad Hatta Meluruskan Kontroversi Peristiwa Rengasdengklok 1945
Baca Juga: Dari KMB ke Pepera 1969, Sekelumit Kisah Sejarah Indonesia dan Papua
Baca Juga: Bung Hatta: Stalin Memarahi Semaoen Karena Konvensi Nasionalis
Baca Juga: Selarik Tembang Kenangan Orang-orang Buangan di Boven Digoel
Menurut Pius, interniran gelombang pertama tinggal di barak-barak tentara. Mereka hanya disediakan lemari bagasi dan tempat tidur. Barak mereka juga berlantaikan tanah liat.
Seiring berjalannya waktu, kamp Boven Digoel terus tumbuh. Pohon-pohon dan hutan di sekelilingnya terus ditebang, wilayah pengasingan itu menjadi lebih luas. Menariknya, beberapa interniran yang mulai menginginkan pendirian rumah pribadi, semakin getol membuka hutan.
Setelah dibukanya satu lahan untuk dibangun rumah, akan dilakukan pengundian untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan lahan itu dan membangun rumah di atasnya.
Tokoh bangsa seperti Moh. Hatta, memanfaatkan waktunya di Boven Digoel, di rumah sementaranya di sana. Ia menikmati seduhan di pagi dan sore hari sambil membaca dan selebihnya menulis. Begitulah para tokoh, sekalipun terasing, pikiran mereka tetap cemerlang dan tetap produktif untuk menulis.
Source | : | Repository USD |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR