Baca Juga: Dunia Hewan: Nenek Moyang Kutu Manusia Berasal dari Afrotheria
Baca Juga: Dunia Hewan: Paus Bungkuk Kaledonia Baru Sedang Belajar Bernyanyi
Baca Juga: Dunia Hewan: Gurita Ternyata Berbagi Gen Kecerdasan dengan Manusia
Berkolaborasi dengan Profesor Belinda Chang dari departemen biologi sel dan sistem, Van Nynatten secara khusus tertarik mempelajari gen penglihatan ikan. Khususnya gen untuk melihat dalam kondisi cahaya rendah dan dingin. Seiring waktu, sculpin laut dalam juga kehilangan tanduk di atas kepalanya yang masih ada di sculpin fourhorn. “Mungkin semakin dalam, mereka tidak dimangsa burung lagi, sehingga mekanisme pertahanan tidak lagi diperlukan,” katanya.
Dalam upaya membantu pemantauan, lab Lovejoy bekerja sama dengan Profesor Nick Mandrak mengembangkan teknik yang mengandalkan analisis DNA lingkungan. Karena ikan melepaskan DNA melalui feses dan urinnya, teknologi ini akan dapat melacak jumlah individu sculpin laut dalam yang hidup di area tertentu berdasarkan sampel air.
"Salah satu masalah besar dengan perubahan iklim adalah bahwa hal itu memaksa semua yang hidup di danau semakin dalam ke air dingin. Jadi akan ada lebih banyak persaingan," kata Nynatten. "Memiliki cara untuk memantau jumlah mereka akan sangat bermanfaat, terutama karena mereka tinggal di lingkungan yang dalam dan tidak dapat diakses," tutupnya.
Source | : | University of Toronto |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR