"Bahkan guncangan terkuat dari lebih dari 100 patukan yang dianalisis seharusnya masih aman untuk otak burung pelatuk karena perhitungan kami menunjukkan beban otak yang lebih rendah daripada manusia yang menderita gegar otak."
Temuan ini membantah teori lama tentang penyerapan kejutan. Padahal teori itu telah dipopulerkan di media, buku, kebun binatang, dan banyak lagi, kata Van Wassenbergh.
"Saat merekam burung pelatuk di kebun binatang, saya telah menyaksikan orang tua menjelaskan kepada anak-anak mereka bahwa burung pelatuk tidak sakit kepala karena mereka memiliki peredam kejut yang terpasang di kepala mereka," katanya.
"Mitos penyerapan kejutan pada burung pelatuk ini sekarang dipatahkan oleh temuan kami."
Dari sudut pandang evolusi, dia mengatakan, temuan ini mungkin menjelaskan mengapa tidak ada burung pelatuk dengan otot kepala dan leher yang jauh lebih besar.
Sedangkan, burung pelatuk yang lebih besar dapat memberikan patukan yang lebih kuat. Gegar otak kemungkinan akan menyebabkan masalah besar bagi mereka.
Baca Juga: Dunia Hewan: Tinjauan Pertama Perlindungan Hukum Spesies Jaguar
Baca Juga: Dunia Hewan: Kodok Neraka, Kekuatan Gigitannya Sekuat Serigala
Baca Juga: Sepuluh Temuan Paling Menarik dari Dunia Hewan Sepanjang Tahun 2021
Baca Juga: Dunia Hewan: Bagaimana Burung Tidur saat Terbang dan Ikan Tidur di Air
Source | : | Current Biology,Eurekalert |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR