Miko juga menegaskan Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022 ini memiliki perbedaan yang khas dibanding ekspedisi-ekspedisi yang sudah ada sebelumnya. "Kesamaannya ada pada aktivitas susur sungainya. Yang membedakan adalah mungkin kontennya. Kami punya tiga konten besar di Ekspedisi Bengawan Solo ini."
Baca Juga: Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022, Upaya Memuliakan Sungai Legendaris
Baca Juga: Empat Paddler Indonesia Akan Susuri Sungai Bengawan Solo Sejauh 462 Km
Baca Juga: Selidik Fungsi Sungai di Asia hingga Eropa: Tempat Lahirnya Peradaban
Konten pertama adalah terkait ekonomi, khususnya pemulihan ekonomi pascapandemi melalui peningkatan potensi wisata di sekitar sungai. "Yang kedua dalah misi tentang lingkungan hidup. Yang ketiga adalah misi sosial, budaya dan sejarah. Nah tiga misi ini adalah kekuatan sekaligus potensi."
Target utama dari Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022 adalah menginisiasi dan melahirkan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, komunitas/masyarakat, dunia usaha, para ilmuwan/peneliti, dan media untuk mewujudkan sungai yang bersih dan lestari. Pengelolaan alam yang berkelanjutan, dalam hal ini sungai, diyakini akan mampu menopang dan meningkatkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial masyarakat sekitarnya.
"Pariwisata dan ekonomi tidak akan bisa bergerak maksimal kalau sisi lingkungannya tidak terjaga," tegas Miko. "Contoh, kita ingin mendirikan riverside cafe (kafe pinggir sungai). Bagaimana riverside cafe bisa berdiri kalau bantarannya sering banjir? Tiga hal itu yang kita pikirkan di Ekspedisi Bengawan Solo."
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR