Nationalgeographic.co.id—Selama hampir 46 tahun bertakhta (1893-1939) di singgasana kraton Surakarta, Susuhunan Pakubuwana X selalu merayakan hari jadinya, atau hari dimana dirinya dinobatkan sebagai raja.
Pakubuwana X menggantikan ayahnya, Pakubuwana IX sebagai susuhunan Surakarta ketika Pakubuwana IX meninggal pada 16 Maret 1893. Dua minggu setelahnya Pakubuwana X resmi dilantik sebagai Susuhunan pada 30 Maret 1893.
Dalam sebuah iklan yang diwartakan koran Belanda, De Nieuwe Vorstenlanden, tercatat sejumlah kemeriahan dalam merayakan hari jadi atau hari mahkotanya ke-25 di Sriwedari pada tahun 1917.
Sebuah iklan diterbitkan De Nieuwe Vorstenlanden pada edisi 23 Juni 1917 berjudul Ter eere van den 25en Kroondag van Z H. den Soesoehoenan: Paku Buwana X. Koresponden menyebutnya perayaan kroondag atau hari mahkota.
Pesta perayaan yang berupa karnaval itu diselenggarakan pada bulan Juli 1917 dalam beberapa hari. "Perayaan akan diadakan pada malam hari tanggal 1 sampai 3 dan 4 Juli 1917," tulisnya.
Sedangkan acara malemans akan diselenggarakan lebih lama, dibeberapa hari yang ditentukan. "Acara diselenggarakan pada 10, 12, 14, 16, 18, 20 hingga 21 Juli 1917," imbuhnya.
Baca Juga: Societeit Mangkunegaran Melintang Zaman: Sejarah Monumen Pers Nasional
Baca Juga: Mangkunegara VII: Andil Besarnya bagi Sepak Bola di Surakarta
Baca Juga: Peran Sarekat Islam sebagai Mediator Perkecuan di Surakarta Abad ke-20
Baca Juga: Sekolah Van Deventer, Jejak Lahirnya Guru-guru Perempuan di Surakarta
Pesta yang dihelat di Taman Sriwedari, Surakarta itu menampilkan banyak hiburan untuk masyarakat. Kemeriahannya dapat dilihat dari pertunjukan bioskop, musik, Wayang Orang Sriwedari, Inlandsche, karnaval, lampion, Merry-Go-Round, hingga pertunjukan sulap.
Acara puncak yang akan dinantikan adalah festival kembang api. Dan yang paling ditunggu-tunggu adalah ledakan dari kembang api raksasa mewarnai malam yang meriah di Sriwedari.
Namun, selain menyediakan fasilitas pertunjukan, sang raja juga mempersiapkan hadiah untuk perlombaan lentera dan grup karnaval terbaik yang diadakan selama karnaval terus berlangsung.
"Di antara mereka yang membentuk grup Karnaval terbaik dan menampilkan lentera terindah, akan mendapat hadiah berupa uang f.250 (gulden)," De Locomotief menutup kolom iklannya.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | De Nieuwe Vorstenlanden (23 Juni 1917) |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR