Nationalgeographic.co.id—Wajang-wong atau Wayang Orang Sriwedari hari ini terus mentas. Sudah ratusan tahun lamanya mereka mentas dari panggung ke panggung. Namun, ada momen terbaiknya yang terabadikan salah satu koran Belanda, De Locomotief.
De Locomotief edisi 20 Juli 1938 berjudul Wajang Wong Als Openlucht-spel te Solo, memberitakan pementasannya di hari perayaan ulang tahun H.M. de Koningin dari Kerajaan Belanda, putri Juliana.
"Tak seperti biasanya, Wayang Orang Sriwedari melakukan pementasannya pada kemeriahan perayaan hari ulang tahun putri dari ratu Belanda di ruang terbuka," tulis koresponden De Locomotief.
Pementasan yang dilakukan di malam dingin itu mengundang banyak antusias penikmat wayang orang di Sriwedari. Para tamu undangan sang putri juga hadir dalam acara yang istimewa itu.
H.M. de Koningin, Ratu Juliana merupakan putri dari Ratu Belanda, Wilhelmina. Kala itu, Juliana masih menyandang gelar kehormatan prinses atau putri kerajaan. Ratu Wilhemina bertakhta sejak 1890 hingga tahun 1948.
Wayang Orang Sriwedari juga saat itu tengah naik daun. Pementasannya diberitakan di berbagai media massa, mulai dari De Nieuwe Vorstenlanden, Soerabaijasche Handelsblad, hingga De Locomotief sendiri.
Malam perayaan ulang tahun sang putri yang ke-29 tahun itu dimeriahkan dengan sangat istimewa. Pementasan wayang menampilkan sejumlah efek pencahayaan yang membuat penampilan panggung lebih atraktif dan mengesankan.
Penampilan Wayang Orang Sriwedari juga mengisahkan tentang kisah Mahabharata dengan pembawaan melalui Langendriya (pementasan seni yang memadukan seni tari, drama, suara, narasi, gerak, dan ekspresi wajah).
Baca Juga: Wayang Orang Sriwedari dan Kemeriahan Pesta Putri Paku Buwana X
Baca Juga: Upaya Seniman Tari dan Wayang Orang Memanfaatkan Teknologi untuk Bertahan di Tengah Pagebluk
Source | : | De Locomotief (20 Juli 1938) |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR