Nationalgeographic.co.id—Rasanya tidak masuk akal bila satu tentara bisa sendirian bisa mengalahkan kekuatan musuh seperti Rambo, atau karakter di gim Battlefield. Namun, aksi yang menyerupai pernah terjadi saat Perang Dunia II di Zwolle, Belanda, (sekitar 111 kilometer ke timur dari Amsterdam) oleh prajurit Kanada bernama Léo Major.
Kisahnya ada sedikit berbeda dari berbagai sumber. Ada beberapa rincian cerita yang bertentangan atas apa yang terjadi.
Menjelang pertengahan April 1945, Régiment de la Chaudière mendekati kota Zwolle. Major dan rekannya, Willie Arsenault, menjadi sukarelawan untuk mengintai pasukan Jerman. Kota itu rencananya hendak dibebaskan oleh pihak sekutu sebelum artileri ditembakkan. Tugas mereka sebenarnya adalah menghubungi kalangan perlawanan dari Belanda.
Pertengahan malam 13 April, Arsenault tertembak karena berada di posisi terbuka. Betapa sedih Major melihat satu-satunya kawan di kota itu tewas, dan ia pun marah. Setelah mengendalikan dirinya, segera ia membunuh dua tentara Jerman dan kabur. Dia memutuskan untuk melanjutkan misinya sendirian.
Padahal, ia hanya memiliki satu mata yang normal. Setelah perang ia harus menggunakan penutup mata.
"Ini hampir tidak masuk akal," kata Daniel-Aimé Major, putra Léo Major dalam suatu wawancara dengan CBC Montreal. "Dia berkata, 'Aku gila, dan semuanya menjadi baik!'"
Dalam autobiografi di Canadian Army Journal tahun 2008, Zwolle tiba sekitar pukul satu malam dengan suasana jalanan sepi. Dia membawa dua senjata Sten dan sekarung granat. Ketika tiba, dia melihat tempat penyimpanan senapan mesin Nazi Jerman yang tidak dijaga ketat karena krunya sedang tidur.
Source | : | Trouw,CBC |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR