Nationalgeographic.co.id—Jakarta Dragon Boat Festival (JBDF) 2022 sukses digelar pada Sabtu, 13 Agustus 2022, di Beach City, Ancol. Ada 800 peserta, yang terbagi dalam 55 tim, ikut berpartisipasi di kompetisi olahraga dayung perahu naga ini.
Qurrotul A'yun, Ketua Pelaksana JBDF 2022, mengatakan bahwa dalam tiga minggu pertama semenjak pendaftaran dibuka, jumlah peserta yang mendaftar sangatlah sedikit. Namun, di masa-masa menjelang penutupan pendaftaran, jumlah peserta yang mendaftar melonjak hingga akhirnya bisa mencapai 800 orang.
"Mungkin di awal-awal orang-orang masih melihat situasi pandemi COVID-19 terkini. Apalagi sempat ada gelombang Omicron," ujar A'yun.
A'yun menjelaskan bahwa peserta termuda dalam kompetisi adalah murid kelas 3 SMP yang masih berusia 14 tahun. Kompetisi di JBDF 2022 ini terbagi dalam lima kategoti, yakni
Kategori Umum, Kategori Putra, Kategori Putri, Kategori Campuran, dan Undangan Pelajar.
Setiap tim yang berlaga di kategori Undangan Pelajar, setiap tim yang terdiri atas 12 orang harusnya membayar biaya pendaftaran sebesar Rp3 juta. Dengan biaya pendafataran tersebut, setiap tim berhak melakukan aktivitas latihan mendayung perahu naga sebanyak lima sesi dengan fasilitas dan pelatih yang disediakan.
"Jadi tidak mahal sebenarnya untuk mencoba olahraga ini. Rp3 juta dibagi lima sesi dan dibagi 12 orang," ujar A'yun. Jadi, setiap orang hanya perlu membayar Rp50 ribu untuk menjajal atau berlatih olahraga dayung perahu naga per sesinya.
A'yun mengakui bahwa dayung perahu naga belum menjadi olahraga yang populer di Indonesia, termasuk di Jakarta. Wibowo Suseno Wirjawan, Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) DKI Jakarta, menjelaskan faktor penyebabnya ada tiga: cuaca, fasilitas, dan biaya.
Yang dimaksud faktor cuaca adalah olahraga ini dilakukan di tempat dan dalam kondisi udara yang panas, seperti di laut dan kanal atau sungai. "Olahraga dayung ini kan panas-panasan, ya. Jangankan cewek, cowok aja malas panas-panasan," ujar Wirjawan.
Adapun terkait faktor fasilitas, sampai saat ini tempat untuk melakukan aktivitas dayung perahu naga di Jakarta hanya ada di Ancol dan Banjir Kanal Timur (BKT). Sedikitnya atau terbatasnya fasilitas ini membuat orang semakin malas menggeluti olahraga ini.
"Ini udah panas, masih perlu jauh-jauh ke Ancol. Jadi rada susah bikin remaja-remaja kita suka olahraga dayung," ucap Wirjawan.
Adapun terkait biaya, olahraga dayung perahu ini memang membutuhkan peralatan yang tidak murah. Sebagai contoh, satu perahu naga bisa berharga hingga sekitar Rp1 miliar. Belum lagi masalah tempatnya, biaya untuk membikin danau buatan atau kanal buatan sebagai tempat olahraga dayung ini jelas berkali-kali lipat lebih mahal ketimbang membuat lapangan futsal atau lapangan bulu tangkis.
Meski demikian, dengan segala keterbatasan tersebut, banyak atlet dayung Indonesia kini telah berhasil meraih prestasi di kancah internasional, termasuk jadi juara dunia. A'yun, mantan atlet dayung yang kini juga menjabat sebagai Ketua Umum Klub Dayung Bahtera Jakarta sekaligus Sekretaris Umum PODSI DKI Jakarta, berharap gelaran JBDF 2022 ini bisa menarik lebih banyak minat masyarakat umum atas olahraga dayung agar ada semakin banyak bibit atlet dayung di Indonesia.
"Harapannya jika banyak orang tua suka perahu naga, nantinya mereka bisa mempromosikan ke anak-anaknya itu kano dan olahraga dayung lainnya."
A'yun yang setia menggeluti olahraga dayung selama puluhan tahun sejak mahasiswa hingga kini telah memiliki cucu ini, meyakini olahraga dayung itu baik bagi setiap generasi, termasuk generasi muda.
"Dayung ini olahraga yang bisa mengubah hidup seseorang secara fisik, mental, dan ekonomi," tegas A'yun.
Baca Juga: 800 Peserta Bakal Memperebutkan Hadiah Rp135 Juta di JDBF ke-4 2022
Baca Juga: Jakarta Dragon Boat Festival Ke-4 2022 Bakal Diselenggarakan di Ancol
Baca Juga: Pelayaran di Samudra Atlantik Hanya dengan Mendayung Satu Perahu
A'yun mencontohkan ada seorang anak yang awalnya memiliki badan kerempeng dan mudah sakit-sakitan. Namun, setelah ikut latihan dayung, badan anak itu jadi lebih sehat dan lebih berisi.
"Secara mental, jadi lebih sportif, lebih mudah bekerja sama, dan jadi lebih mandiri," tegas A'yun.
Adapun secara ekonomi, ketika anak itu disiplin dan tekun mengikuti pembinaan, ia akan bisa meraih prestasi mulai dari usia muda atau umur hingga tingkat senior di taraf nasional (PON), Asia Tenggara (Sea Games), Asia (Asian Games), hingga dunia (Olimpiade). Ketika dia meraih prestasi, maka dia akan mendapatkan bonus. Dengan uang yang besar dari bonus tersebut, dia bisa mengubah hidupnya dan keluarganya menjadi lebih baik secara ekonomi.
Di sisi lain, dayung perahu naga juga merupakan olahraga rekreasi air dan objek wisata perairan. Jadi, orang-orang bisa menjadikan olahraga ini sebagai wahana hiburan dan liburan mereka. Bahkan ada sebuah riset yang menyebut bahwa olahraga dayung perahu naga bisa mengurangi stres orang-orang yang menekuninya.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR