Seperti halnya simbol Garuda yang diyakini Femi Eka Rahmawati sebagai "kisah Garudeya dari Candi Kidal yang diadopsi panitia Lencana Negara untuk dijadikan simbol (negara Indonesia)."
Simbol Garudeya itu kemudian "disempurnakan dengan tambahan-tambahan simbol lain seperti perisai bergambar bintang, pohon beringin, padi dan kapas, rantai, kepala banteng dan pita yang bertuliskan sesanti bhinneka tunggal ika, yang kemudian dijadikan sebagai lambang negara Indonesia," terus Femi.
Baca Juga: Elang Jawa, Fakta Sains sampai Mitos Penjelmaan dari Garuda
Baca Juga: Kisah Garuda Rinjani, Kaum Difabel dari Mataram yang Berdikari
Baca Juga: Dari Candi Sampai Sains, Mengapa Ilustrasi Botani Itu Penting?
Baca Juga: Ada Bencana yang Mengintai di Sekitar Danau Purba Candi Borobudur
Secara ideologis, Garudeya merupakan penjabaran dari nilai-nilai Pancasila. Sedangkan secara historis, kisahnya menjabarkan tentang perjalanan panjang perjuangan bangsa Indonesia.
Para founding father bangsa Indonesia telah membentuk Panitia Lencana Negara yang dibentuk Soekarno, melihat adanya kemiripan antara kisah perjuangan bangsa Indonesia dengan kisah Garudeya.
Bangsa Indonesia memiliki perjuangan yang sama hebatnya dengan Garudeya dalam melepaskan diri dari cengkeraman imperialisme dan neokolonialisme. Sama seperti Garudeya yang berjuang keras melepaskan ibundanya dari perbudakan para naga.
Sudah dapat dipastikan, bahwa relief-relief Garudeya yang banyak ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, telah mengilhami Soekarno dan Panitia Lencana Negara dalam merumuskan lambang negara, Garuda Pancasila.
Source | : | Meneroka Garuda Pancasila dari Kisah Garudeya (2019) |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR