Permainan ini melibatkan dua tim, seringkali desa yang saling bersaing. Kedua tim saling berlomba untuk memasukkan bangkai kambing ke gawang lawan mereka.
Pertandingan dapat berlangsung selama beberapa hari dan masih dimainkan di seluruh Asia Tengah. Penunggang menggunakan cambuk mereka untuk mengalahkan pesaing dan kuda mereka. Selama perebutan bangkai, terjatuh dari kuda dan patah tulang menjadi hal lumrah.
Olahraga ini kemungkinan berasal dari desa yang saling menyerang untuk mencuri ternak mereka. Permainan sangat keras sehingga bangkai kambing kadang-kadang diganti dengan bangkai anak sapi. Pasalnya, bangkai anak sapi lebih kuat dan tidak mudah hancur. Bangkai dipenggal dan direndam dalam air dingin untuk menjadikannya lebih kuat lagi.
Fang, bergulat ala Viking
Olahraga ini adalah bentuk gulat kekerasan yang dipraktekkan oleh Viking Skandinavia dari abad ke-9. Dalam Fang, semua bentuk lemparan, pukulan, dan cara memegang lawan diizinkan. Fang menghasilkan pria yang kuat dan siap berperang. Maka tidak heran jika hiburan ini cukup populer di kalangan komunitas Viking.
Dalam pertandingan, tidak jarang salah satu pegulat meninggal. Kjalnesinga Saga menggambarkan pertandingan gulat di Norwegia yang berlangsung di sekitar Fanghella. Berbentuk datar, punggung lawan dapat dipatahkan di batu ini.
Fang sangat kejam bahkan dianggap jahat dan keji oleh gereja Islandia. Glíma adalah bentuk lain dengan aturan lebih ringan.
Pankration, bergulat di zaman Yunani kuno
Pankration adalah bentuk gulat yang diperkenalkan pertama kali pada Olimpiade Yunani Kuno 648 Sebelum Masehi. Tidak menunggu lama, hiburan ini pun jadi hobi populer di seluruh wilayah Yunani kuno. “Secara harfiah, pankration berarti 'semua kekuatan',” ungkap Stella Nenova di laman World History. Dalam bertanding, atlet harus menggunakan semua kekuatan mereka untuk menundukkan lawan.
Mereka bisa melakukannya dengan cara apa pun. Karena, hampir tidak ada aturan dalam pertarungan berdarah ini. Satu-satunya gerakan yang dilarang adalah menggigit dan mencungkil mata. Meninju, menendang, mencekik, dan bergulat, semua boleh dilakukan untuk memaksa lawan menyerah.
Orang Yunani percaya bahwa Heracles menciptakan olahraga ini saat bergulat dengan singa Nemea yang legendaris.
Kisah Arrhichion of Phigalia diabadikan oleh penulis Pausanias dan Philostratus. Mereka menggambarkan bagaimana Arrhichion dicekik oleh lawannya tetapi menolak untuk menyerah.
Source | : | History Hit |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR