Nationalgeographic.co.id—Ketika berada dalam masa pandemi, perjalanan wisata mungkin menjadi pilihan terakhir seseorang. Di sisi lain, berdiam diri di rumah terus-terusan juga dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Meski perjalanan wisata belum bisa dilakukan seperti sebelum saat pandemi, bukan berarti Anda tidak dapat membuat rencana. Menurut para peneliti, merencanakan perjalanan wisata ternyata baik untuk kesehatan mental. Bahkan jika seseorang tidak yakin kapan petualangan itu akan terjadi.
Beberapa psikolog percaya akan manfaat mental dari berlibur ke tempat baru. Penelitian terhadap 485 orang dewasa di Amerika Serikat mengaitkan perjalanan dengan peningkatan empati, perhatian, energi, dan fokus.
Penelitian lain menunjukkan bahwa tindakan beradaptasi dengan budaya asing juga dapat meningkatkan kreativitas.
Namun bagaimana dengan aktivitas perencanaan perjalanan? Bisakah kita mendapatkan manfaat kesehatan mental bahkan ketika belum meninggalkan rumah?
Manfaat perencanaan perjalanan wisata dan petualangan baru menurut peneliti
Merencanakan dan mengantisipasi perjalanan hampir sama menyenangkannya dengan melakukan perjalanan itu sendiri. “Ada penelitian untuk mendukungnya,” tulis Erica Jackson Curran di National Geographic.
Sebuah studi Universitas Cornell tahun 2014 menyelidiki bagaimana antisipasi terhadap sebuah pengalaman (seperti perjalanan) dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang secara substansial.
Studi lain oleh University of Surrey pada tahun 2002 menemukan bahwa orang-orang paling bahagia ketika mereka merencanakan liburan.
Amit Kumar, salah satu rekan penulis studi Cornell, menjelaskan bahwa pengalaman berpetualang atau berwisata menjadi bahan cerita yang menarik.
Menurutnya, pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa kita adalah makhluk sosial yang harus selalu bersama dengan orang lain.
Mengelola kesejahteraan emosional
Mengelola kesejahteraan emosional adalah tantangan yang berbeda. Di saat pandemi, kita mungkin tidak dapat berdekatan secara fisik. Namun berkat teknologi, interaksi sosial masih bisa dilakukan.
Namun Anda masih membutuhkan sesuatu untuk dibicarakan. Maka, rencana untuk masa depan dapat menjadi poin pembicaraan yang sempurna untuk meningkatkan hubungan sosial. Misalnya perencanaan perjalanan wisata.
Matthew Killingsworth, salah satu peneliti, mengatakan bahwa perencanaan perjalanan mendorong pandangan optimis.
“Pikiran masa depan dapat menjadi sumber kegembiraan jika kita tahu hal-hal baik akan datang. Dan perjalanan wisata adalah hal yang sangat baik yang harus dinanti-nantikan,” tambahnya.
Perjalanan wisata atau petualangan bersifat sementara. “Karena kita tahu sebuah perjalanan memiliki awal dan akhir yang pasti, pikiran kita cenderung untuk menikmatinya, bahkan sebelum dimulai,” katanya.
Baca Juga: Sebuah Perjalanan Wisata Sejarah untuk Membuktikan Keagungan Majapahit
Baca Juga: Pesona Pedesaan Tropis Pemikat Perjalanan Wisata di Hindia Belanda
Baca Juga: Akankah Perjalanan Wisata Minat Khusus Kian Digemari Pascapandemi?
Ada alasan lain mengapa perencanaan perjalanan dapat menghasilkan kebahagiaan. Dalam membuat rencana perjalanan, kita membayangkannya dan menantikannya. Di sisi lain, ada banyak hal baru dan ketidakpastian yang membuat kita bersemangat.
"Dalam arti tertentu, kita mulai 'mengonsumsi' perjalanan segera setelah kita mulai memikirkannya," kata Killingsworth.
Membuat rencana perjalanan wisata setelah pandemi
Masa depan perjalanan wisata pascapandemi masih belum terpetakan. Tetapi Killingsworth merekomendasikan untuk merencanakan rencana perjalanan yang tidak terlalu terikat. Kemudian, mulailah memesan penerbangan dan hotel setelah situasinya lebih aman. Namun jika perjalanan wisata saat ini justru membuat stres, tundalah untuk beberapa saat.
“Perencanaan perjalanan dapat memberikan rasa nyaman dan mengurangi kecemasana,” ungkap Alie Boyes, mantan psikolog klinis dan penulis.
“Virus dapat menghentikan rencana perjalanan kitatetapi tidak dapat menghentikan impian perjalanan kita,” kata pakar perjalanan Rick Steves.
Merencanakan perjalanan—memikirkannya, membicarakannya, membayangkannya—mungkin sebenarnya adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk tetap optimis. Dan ketika semua ini sudah berlalu, bersiaplah untuk memulai perjalanan wisata dan petualangan impian Anda.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR