Baca Juga: Bukan Kafein, Ini Penyebab Ingin Buang Air Besar Setelah Minum Kopi
Di Jepang pada abad ke delapan M, orang menggunakan jenis tongkat kayu lain yang disebut chuugi untuk membersihkan bagian luar dan dalam anus. Secara harfiah meletakkan tongkat di pantat mereka. Meskipun tongkat telah populer untuk membersihkan anus sepanjang sejarah, orang kuno menyeka dengan banyak bahan lain, seperti air, daun, rumput, batu, bulu binatang dan kerang. Pada Abad Pertengahan, orang juga menggunakan lumut, jerami, dan potongan permadani.
Orang-orang menggunakan begitu banyak bahan sehingga seorang novelis Prancis, François Rabelais, menulis puisi satir tentang topik tersebut pada abad ke-16. Puisinya menyebutkan tisu toilet pertama kali di dunia Barat, tetapi dia menyebutnya tidak efektif. Rabelais malah menyimpulkan bahwa leher angsa adalah pilihan terbaik. Meskipun Rabelais bercanda, "bulu akan berfungsi sebaik apa pun yang organik," kata Morrison.
Memang, bahkan saat ini kertas toilet tidak universal. Misalnya, outlet berita Australia SBS Punjabi dengan ringan mengejek orang Barat yang putus asa untuk kertas toilet di awal pandemi, mendesak mereka untuk "mencuci bukan menyeka" dengan aliran air yang lembut
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR