"Jadi hanya mutasi genetik yang terjadi pada sel reproduksi yang memiliki potensi untuk berkontribusi pada evolusi spesies. Proses lambat menunggu mutasi langka dalam kumpulan sel tertentu dapat menjadi masalah, mengingat sifat cepat perubahan iklim."
Namun, katanya, untuk beberapa organisme, seperti koral, pemisahan sel reproduksi dari semua sel lain dapat terjadi kemudian dalam perkembangan atau mungkin tidak pernah terjadi sama sekali, memungkinkan jalur mutasi genetik untuk berpindah dari tubuh induk ke keturunannya.
Hal ini akan meningkatkan variasi genetik dan bahkan berpotensi berfungsi sebagai sistem 'pra-penyaringan' untuk mutasi yang menguntungkan.
Koral dapat bereproduksi baik secara aseksual (melalui tunas dan fragmentasi koloni) dan secara seksual, dengan memproduksi sel telur dan sperma.
Untuk koral Elkhorn yang dipelajari di sini, yang mengeluarkan sel telur dan spermanya ke dalam air dalam peristiwa pemijahan, telur dari satu koloni koral biasanya dibuahi oleh sperma dari koloni tetangga.
Namun, tim peneliti menemukan bahwa beberapa telur koral Elkhorn berkembang menjadi keturunan yang layak tanpa melibatkan koral kedua, semacam reproduksi seksual orang tua tunggal.
Tim peneliti melakukan genotipe sampel dari sepuluh lokasi berbeda pada koloni koral Elkhorn besar yang telah menghasilkan keturunan orang tua tunggal, dan sampel dari lima koloni tetangga di hampir 20.000 lokasi genetik.
Baca Juga: Dunia Hewan: Peneliti Memecahkan Misteri Karang yang Bercahaya
Baca Juga: Apakah Lego Dapat Membantu Menyelamatkan Terumbu Karang di Singapura?
Baca Juga: Peneliti Ungkap Alasan Mengapa Tabir Surya Membahayakan Terumbu Karang
Source | : | Science Advances,Penn State University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR