“Beberapa provinsi di Kanada sedang mencari cara berbeda untuk mengatasi kekerasan dalam rumah tangga. Di Quebec, misalnya, pemerintah menyetujui proyek percontohan pada tahun 2021 untuk membuat pengadilan khusus bagi korban kekerasan dalam rumah tangga dan seksual,” tambahnya.
"Secara keseluruhan, penelitian kami menunjukkan bahwa pemerintah tidak berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target global untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan. Hal penting yang dapat diambil adalah bahwa bahkan di beberapa negara berpenghasilan tinggi, prevalensi kekerasan pasangan intim relatif tinggi, sehingga memerlukan investasi dalam pencegahan di tingkat lokal dan global," kata Maheu-Giroux.
"Di Québec saja, kami menyaksikan gelombang 17 pembunuhan pasangan intim pada tahun 2021 --konsekuensi paling ekstrem dari kekerasan pasangan intim dan jumlah tertinggi dalam lebih dari satu dekade," katanya.
Secara global, menurut para peneliti, masalahnya kemungkinan akan semakin diperburuk oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan tekanan sosial dan ekonomi pada banyak orang. Ada kebutuhan mendesak untuk memperkuat respons kesehatan masyarakat terhadap kekerasan pasangan intim, dan memastikannya ditangani dalam upaya pembangunan kembali pasca-COVID-19, simpul mereka.
Source | : | McGill University |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR