Nationalgeographic.co.id - Sirkuit saraf yang mendukung navigasi spasial pada mamalia, burung, dan reptil sudah diketahui dengan baik oleh peneliti dunia hewan. Akan tetapi tidak jelas apakah struktur serupa juga ada pada ikan. Pengetahuan ini akan memungkinkan kita untuk membangun gambaran yang lebih kohesif tentang bagaimana sistem navigasi spasial berevolusi.
Untuk menyelidiki apakah ikan memiliki sistem navigasi spasial yang mirip dengan spesies terestrial, para peneliti dari Oxford University menguji apakah ikan mas (Carassius auratus) dapat melakukan tugas utama untuk estimasi jarak pemetaan spasial.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Adelaide Sibeaux, melatih sembilan ikan mas untuk menempuh jarak 70 cm di dalam tangki sempit yang ditutupi dengan pola garis vertikal berulang setiap 2 cm. Saat mencapai jarak yang ditentukan, ikan diminta oleh isyarat eksternal untuk berbalik dan berenang kembali ke posisi awal.
Para peneliti kemudian menguji apakah ikan akan berenang dengan jarak yang sama jika isyarat eksternal dihilangkan, dan posisi awal digeser. Mereka juga menguji apakah ikan mas akan berenang dengan jarak yang sama ketika pola latar belakang dimanipulasi.
Dan berikut adalah 5 hasil temuan utama dari percobaan ini:
Pertama, sebagian besar ikan mas (delapan dari sembilan) secara akurat memperkirakan jarak yang ditentukan saat isyarat eksternal untuk berbalik dihilangkan. Rata-rata, ikan berenang sejauh 74 cm.
Kedua, ikan mas terus berenang sejauh 70 cm bahkan ketika posisi awal mereka digeser 20 atau 40 cm ke depan.
Ketiga, ketika latar belakang diubah menjadi pola garis vertikal setiap 1 cm (menggandakan frekuensi informasi spasial), ikan mas melebih-lebihkan jarak yang mereka tempuh sebesar 36%. Ini berarti mereka berbalik sebelum mencapai jarak target (rata-rata 47,5 cm).
Keempat, ikan berenang dengan jarak yang sedikit lebih pendek (rata-rata 65 cm) ketika pola latar belakang diubah menjadi salah satu garis horizontal. Selanjutnya, ikan menjadi lebih tidak konsisten dalam memperkirakan jarak, menunjukkan variasi dua kali lebih banyak dibandingkan ketika latar belakang memiliki pola garis-garis vertikal.
Kelima, tidak ada perbedaan jarak renang saat pola diubah menjadi pola kotak-kotak 2 cm, dibandingkan dengan pola garis vertikal 2 cm. Kedua pola ini memiliki frekuensi informasi khusus yang sama. Akibatnya, hasil ini menunjukkan bahwa perubahan frekuensi informasi spasial yang memengaruhi estimasi jarak ikan, dan bukan hanya perubahan pola.
Baca Juga: Penemuan Terbaru Mengungkapkan Bahwa Ikan Adalah Pengemudi yang Handal
Baca Juga: Ikan Mas yang Dibuang ke Danau Tumbuh Raksasa dan Jadi Malapetaka
Baca Juga: Hiu Bernavigasi Melalui Medan Magnet Bumi. Layaknya Sebuah Peta
Menurut para peneliti, kelima hasil tersebut menunjukkan bahwa ikan mas memperkirakan jarak dengan mengalirkan secara visual pola gerakan objek di lingkungan (disebut 'aliran optik'). Banyak spesies terestrial diketahui menggunakan aliran optik untuk memperkirakan jarak, tetapi ikan mas tampaknya memproses informasi secara berbeda.
Hewan darat, termasuk manusia, semut, laba-laba serigala, dan lebah madu, memperkirakan jarak dengan mengukur bagaimana sudut antara mata mereka dan objek di sekitarnya berubah saat mereka melakukan perjalanan. Ikan mas, di sisi lain, tampaknya menggunakan jumlah perubahan kontras yang dialami dalam perjalanan.
“Kami menyajikan bukti kuat bahwa ikan mas dapat secara akurat memperkirakan jarak dan menunjukkan bahwa mereka menggunakan aliran optik untuk melakukannya. Hasil ini memberikan dasar yang kuat untuk menggunakan ikan mas sebagai sistem model untuk menyelidiki evolusi mekanisme yang mendukung kognisi spasial pada vertebrata,” tutur penulis utama Dr. Adelaide Sibeaux dari Departemen Biologi Universitas Oxford.
Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences pada 12 Oktober dengan judul "Distance estimation in the goldfish (Carassius auratus)."
Sebuah studi serupa oleh kelompok penelitian yang sama, yang dipimpin oleh Dr. Cecilia Karlsson, baru-baru ini menunjukkan bahwa ikan pelatuk picasso (Rhinecanthus aculeatus) juga mampu memperkirakan jarak secara akurat. Ikan tersebut mereproduksi jarak yang dipelajari 80 cm dengan rata-rata mengabaikan hanya 4 cm.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Source | : | Science Daily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR