Untuk membandingkan hasil karbon yang dikeluarkan, Wayan yang sekaligus dewan riset sekolah menjelaskan, temuan ini dibawa ke lab. Hasilnya sangat memuaskan karena emisi karbonnya sangat rendah dibandingkan dengan arang. "Kebetulan produk ini sudah dijual ke beberapa rumah makan di daerah kami," terangnya.
Penelitian bahan bakar alternatif dari tanaman sorgum ini membutuhkan waktu satu tahun. Saat itu Darma masih kelas 11 dan Karina masih kelas 12. Kini, Karina sudah lulus dan tetap ikut untuk memperkenalkan temuannya bersama tim ke Jakarta sebagai inovasi masa depan yang rendah karbon.
Tim melibatkan Universitas Pendidikan Ganesha dalam proses eksperimen, terutama proses karbonisasi bahan baku limbah daun dan batang sorgum. Kemudian, untuk kualitas briket secara kimia dan fisika dilakukan di laboratorium pelayanan di Fakultas Peternakan Universitas Udayana.
Atas inovasi mereka untuk mengurangi karbon, mereka mendapatkan juara 1 dengan dana apresiasi sebesar Rp100 juta.
"Dari dana apresiasi yang diberikan pada kami, akan digunakan untuk melanjutkan proyek ini dan berimbas pada anak-anak di sekolah dalam hal untuk mengurangi emisi karbon mulai dari hal-hal kecil seperti penanaman pohon," terang Wayan. "Nanti juga diharapkan di Toyota Eco Youth ke-13 akan lebih semangat untuk mengembangkan peduli lingkungan dan inovasi lainnya."
"Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan produk yang memang merupakan misi kami, karena di Bali itu susah menghilangkan kebiasaan menggunakan arang. Dengan adanya ini, diharapkan masyarakat terbiasa menggunakan bio-briket."
Sementara di posisi kedua diraih oleh SMA Negeri 5 Yogyakarta dengan proyek berjudul Eco Charging Station: Transisi Energi Eco Friendly melalui pendekatan Circular Carbon dengan pemanfaatan food loss and waste dan biogas limbah kotoran ternak. Proyek mereka mendapatkan hadiah dana apresiasi sebesar Rp75 juta rupiah.
Sedangkan SMA Negeri Unggul Seribu Bukit di posisi ketiga mengembangkan proyek berjudul Alat penyulingan sereh wangi murah bahan bakar dan ramah lingkungan. Mereka mendapatkan dana apresiasi sebesar Rp50 juta rupiah.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR