Nationalgeographic.co.id - Setelah penjurian panjang, kompetisi proyek sains antarsekolah Toyota Eco Youth ke-12 akhirnya mengumumkan juaranya dari 25 finalis. Juara pertama adalah SMA Negeri Bali Mandara, diikuti SMA Negeri 5 Yogyakarta, dan SMA Negeri Unggul Seribu Bukit.
Acara penghargaan tersebut berlangsung pada Selasa 18 Oktober 2022 di Dome Senayan Park, Jakarta. Di sela-sela acara penghargaan itu pula, para perwakilan sekolah juga memamerkan proyek mereka. Tak segan-segan, mereka mengenalkan kepada para pengunjung temuan dan inovasi mereka terkait solusi penurunan karbon.
"Saya harapannya kalau bisa semuanya adalah juaranya," kata Muhammad Faisal, founder Youth Laboratory Indonesia yang menjadi salah satu juri kompetisi.
"Apa yang mereka (para finalis) lakukan sebenarnya di atas kemampuan anak-anak SMA. Saya terkesan dengan apa yang mereka buat untuk menjaga lingkungan ini dan semangat sains mereka."
SMA Negeri Bali Mandara dari Kabupaten Buleleng, Bali, membuat proyek berjudul Pemanfaatan limbah tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) sebagai alternatif bahan bakar padat yang ramah lingkungan dengan konsep Circular Economy. Timnya terdiri dari Putu Darma Yasa, Ni Kadek Karina Dewi, dan guru pembina I Wayan Madiya.
Temuan mereka muncul karena keresahan atas tingginya karbon yang dihasilkan dari rumah tangga, kegiatan keagamaan, dan rumah makan. Warga sekitar mereka masih menggunakan arang sebagai bahan bakar. Karbon yang dihasilkan mencapai 6.228 per kilogram arang.
"Untuk itu kami membuat solusi ini dengan limbah tanaman sorgum yang keberadaannya melimpah di Kabupaten Buleleng," kata Karina.
"Tanaman sorgum telah menjadi icon di kabupaten kami. Kami mau menyelesaikan masalah kami dengan kearifan lokal kami, Kak. Sehingga kami membuatnya jadi bio-briket yang lebih ramah lingkungan. Bahan bakunya dari limbah batang dan daun tanaman tersebut," Darma menambahkan.
Baca Juga: Anak Muda Indonesia Punya Segudang Inovasi untuk Karbon Netral
Baca Juga: Pelajaran Perjalanan: Perpaduan Alam dan Insan di T.N. Baluran
Baca Juga: Wahai Anak Muda, Indonesia Menanti Langkahmu untuk Netralitas Karbon
Baca Juga: Bahan Bakar Hidrogen Surya Hijau: Harapan Transisi Energi Kita?
Untuk membandingkan hasil karbon yang dikeluarkan, Wayan yang sekaligus dewan riset sekolah menjelaskan, temuan ini dibawa ke lab. Hasilnya sangat memuaskan karena emisi karbonnya sangat rendah dibandingkan dengan arang. "Kebetulan produk ini sudah dijual ke beberapa rumah makan di daerah kami," terangnya.
Penelitian bahan bakar alternatif dari tanaman sorgum ini membutuhkan waktu satu tahun. Saat itu Darma masih kelas 11 dan Karina masih kelas 12. Kini, Karina sudah lulus dan tetap ikut untuk memperkenalkan temuannya bersama tim ke Jakarta sebagai inovasi masa depan yang rendah karbon.
Tim melibatkan Universitas Pendidikan Ganesha dalam proses eksperimen, terutama proses karbonisasi bahan baku limbah daun dan batang sorgum. Kemudian, untuk kualitas briket secara kimia dan fisika dilakukan di laboratorium pelayanan di Fakultas Peternakan Universitas Udayana.
Atas inovasi mereka untuk mengurangi karbon, mereka mendapatkan juara 1 dengan dana apresiasi sebesar Rp100 juta.
"Dari dana apresiasi yang diberikan pada kami, akan digunakan untuk melanjutkan proyek ini dan berimbas pada anak-anak di sekolah dalam hal untuk mengurangi emisi karbon mulai dari hal-hal kecil seperti penanaman pohon," terang Wayan. "Nanti juga diharapkan di Toyota Eco Youth ke-13 akan lebih semangat untuk mengembangkan peduli lingkungan dan inovasi lainnya."
"Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan produk yang memang merupakan misi kami, karena di Bali itu susah menghilangkan kebiasaan menggunakan arang. Dengan adanya ini, diharapkan masyarakat terbiasa menggunakan bio-briket."
Sementara di posisi kedua diraih oleh SMA Negeri 5 Yogyakarta dengan proyek berjudul Eco Charging Station: Transisi Energi Eco Friendly melalui pendekatan Circular Carbon dengan pemanfaatan food loss and waste dan biogas limbah kotoran ternak. Proyek mereka mendapatkan hadiah dana apresiasi sebesar Rp75 juta rupiah.
Sedangkan SMA Negeri Unggul Seribu Bukit di posisi ketiga mengembangkan proyek berjudul Alat penyulingan sereh wangi murah bahan bakar dan ramah lingkungan. Mereka mendapatkan dana apresiasi sebesar Rp50 juta rupiah.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR