Baca Juga: Praktik Kanibal Neanderthal Ungkap Pentingnya Evolusi Indra Penciuman
Baca Juga: Tak Hanya Manusia Modern, Perusakan Alam Juga Dilakukan Neanderthal
Jaouen adalah seorang peneliti di Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology and the Observatoire Midi Pyrénées, dan rekan-rekan peneliti.
"Namun, metode ini sering kali hanya dapat digunakan di lingkungan beriklim sedang, dan jarang pada sampel yang berusia lebih dari 50.000 tahun."
Jaouen mengatakan, ketika kondisi ini tidak terpenuhi, analisis isotop nitrogen sangat kompleks, atau bahkan tidak mungkin.
"Ini adalah kasus geraham Neanderthal dari situs Cueva de los Moros 1," kata Jaouen.
Dalam studi mereka, para peneliti melakukan analisis isotop email gigi Neanderthal dan fauna terkait dari Cueva de los Moros 1.
"Ini adalah pertama kalinya metode ini digunakan untuk mencoba mengidentifikasi makanan Neanderthal," kata mereka.
"Hasilnya menunjukkan bahwa individu Neanderthal dari Cueva de los Moros 1 mungkin adalah karnivora yang tidak memakan darah mangsanya."
Patahan tulang yang ditemukan di lokasi, kata para peneliti, bersama dengan data isotop, menunjukkan bahwa individu ini juga memakan sumsum tulang mangsanya, tanpa memakan tulangnya, sementara pelacak kimia lainnya menunjukkan bahwa mereka disapih sebelum usia dua tahun.
Analisis juga menunjukkan, lanjutnya, bahwa Neanderthal ini mungkin mati di tempat yang sama ketika mereka tinggal sebagai seorang anak.
"Dibandingkan dengan teknik sebelumnya, metode analisis isotop seng baru ini memudahkan untuk membedakan antara omnivora dan karnivora," jelas para peneliti.
"Untuk mengonfirmasi kesimpulan, kami berharap untuk mengulangi percobaan pada individu dari situs lain, terutama dari situs Payre di tenggara Prancis, di mana penelitian baru sedang berlangsung."
Source | : | PNAS,Max Planck Institute |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR