“Akan ada kepunahan besar-besaran dari semua kelompok organisme, baik secara lokal maupun global,” ujarnya.
Gelombang kepunahan akan meluas melampaui hutan, menipiskan satwa liar yang bergantung pada pohon tunggal dan tegakan pohon kecil juga. Pada tahun 2018, Prevedello dan rekan-rekannya menemukan, misalnya, bahwa kekayaan spesies secara keseluruhan 50 hingga 100% lebih tinggi di area dengan pohon yang tersebar daripada di area terbuka.
“Bahkan satu pohon yang terisolasi di area terbuka dapat bertindak sebagai ‘magnet’ keanekaragaman hayati, menarik dan menyediakan sumber daya bagi banyak hewan dan tumbuhan,” kata Prevedello. “Oleh karena itu, kehilangan bahkan hanya satu pohon dapat berdampak parah pada keanekaragaman hayati secara lokal.”
Iklim planet juga akan berubah secara drastis dalam jangka pendek dan panjang. Pohon-pohon memediasi siklus air dengan bertindak sebagai pompa biologis dengan menyedot air dari tanah dan menyimpannya ke atmosfer dengan mengubahnya dari cair menjadi uap.
Dengan melakukan ini, hutan berkontribusi pada pembentukan awan dan curah hujan. Pohon-pohon juga mencegah banjir dengan menjebak air daripada membiarkannya mengalir ke danau dan sungai, dan dengan menyangga masyarakat pesisir dari gelombang badai. Pohon-pohon menjaga tanah di tempat yang jika tidak akan hanyut dalam hujan.
Tanpa pohon, daerah yang sebelumnya berhutan akan menjadi lebih kering dan lebih rentan terhadap kekeringan ekstrem. Ketika hujan datang, banjir akan menjadi bencana.
Erosi besar-besaran akan berdampak pada lautan, mencekik terumbu karang dan habitat laut lainnya. Pulau-pulau yang ditebangi pepohonan akan kehilangan penghalangnya ke laut, dan banyak yang akan hanyut.
“Menyingkirkan pohon berarti kehilangan sejumlah besar daratan ke lautan,” kata Thomas Crowther, ahli ekologi sistem global di ETH Zurich di Swiss dan penulis utama studi Nature 2015.
Selain memediasi siklus air, pohon memiliki efek pendinginan lokal. Pohon memberikan naungan yang mempertahankan suhu tanah dan, sebagai hal tergelap di lanskap, pohon juga menyerap panas alih-alih memantulkannya.
Dalam proses evapotranspirasi, pohon juga menyalurkan energi dari radiasi matahari untuk mengubah air cair menjadi uap. Dengan hilangnya semua layanan pendinginan itu, sebagian besar tempat di mana pohon-pohon sebelumnya berdiri akan segera menjadi lebih hangat.
Dalam studi lain, Prevedello dan rekan-rekannya menemukan bahwa penggundulan hutan seluas 25 kilometer persegi menyebabkan suhu tahunan lokal meningkat setidaknya 2 derajat celsius di daerah tropis dan 1 derajat celsius di daerah beriklim sedang.
Jadi, tanpa pohon, hampir semua aspek kehidupan di bumi akan kacau. Siapa juga yang mau tinggal di planet tanpa pohon?
Source | : | BBC |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR