Dengan demikian, Theosophical Society memainkan peran penting dalam membangkitkan minat Barat pada Hinduisme dan yoga. Blavatsky bahkan menulis pada tahun 1881 bahwa “baik Eropa modern maupun Amerika tidak begitu banyak mendengar tentang yoga sampai para Teosofis mulai berbicara dan menulis.”
Pengaruh Budaya Fisik Eropa
Kebangkitan yoga di India lahir dari pengalaman kolonial. Menghadapi mitos kolonial tentang kewanitaan Hindu, yoga menjadi sarana penting bagi perkembangan budaya fisik nasional. Dengan demikian, motif kekuatan dan kebugaran fisik India menjadi ekspresi penting dari politik budaya.
Ketika gambar yang mewakili cita-cita kekuatan dan vitalitas Yunani menjadi penting secara simbolis dalam perjuangan anti-kolonial India, yoga mulai mendapatkan popularitas di kalangan elit nasionalis. Salah satu tokoh terpenting dalam proses ini adalah Shri Yogendra, pendiri The Yoga Institute di Bombay.
Selain menjadi binaragawan dan pegulat di masa mudanya, Manibhai Desai mengenyam pendidikan di perguruan tinggi elit Bombay, St Xaviers. Seorang pria pada masa itu, tarikan ide-ide kontemporer tentang sains, kesehatan, dan kebugaran, sebagai kunci kemajuan manusia, sangat memengaruhinya.
Sekilas tulisan-tulisan Yogendra menunjukkan bahwa ia sangat dipengaruhi oleh tren Eropa dalam budaya fisik. Yoganya didefinisikan dalam kaitannya dengan terapi kuratif, kedokteran, kebugaran fisik, dan psikologi modern.
Yogendra tidak kebal terhadap klaim bahwa praktiknya didasarkan pada pelestarian tradisi yoga kuno. Namun, dia menjelaskan bahwa tujuannya adalah pengembangan yoga menjadi terapi kuratif berdasarkan latihan ritmis. Pada tahun 1919, Yogendra mendirikan Yoga Institute of America di New York.
Yoga Modern
Sejarah yoga dengan demikian merupakan sejarah eksperimen radikal dan pemupukan silang yang berasal dari perjumpaan India dengan kolonial-modernitas. Kebangkitan yoga India didorong oleh keprihatinan kolonial dengan kekuatan mental dan moral, kesehatan, dan kultivasi tubuh fisik.
Yang terpenting, kisah kebangkitan yoga India menunjukkan bahwa senam spiritual yang kita sebut yoga modern adalah tradisi baru yang radikal. Dalam konteks ini, sementara yoga tidak diragukan lagi memiliki akar India, ini masih jauh dari keseluruhan cerita.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR