Nationalgeographic.co.id—Carlos Galli Mainini mungkin bukanlah seorang yang sohor, namanya tidak banyak dikenal hari ini. Namun, penemuan uniknya telah menggemparkan dunia medis.
Carlos Galli Mainini lahir sekira tahun 1914 di Bueno Aires, Argentina. Dia bukanlah seorang ginekolog atau pembaharu sosial, namun penemuannya membantu para wanita untuk menguji kehamilannya.
"Ia mendalami ilmu kedokteran dan berspesialisasi dalam endokrinologi, ilmu tentang hormon di Universitas Buenos Aires," tulis tim redaksi dalam laman Museum of Contraception and Abortion dalam artikel berjudul Carlos Galli Mainini (1914-1961) yang terbit pada 2020.
Setelah mendalami penelitian tentang hormon, ia bekerja untuk sebuah klinik di Roma selama setahun setelah menerima beasiswa dari Universitas Harvard di Amerika Serikat. Dari Roma, ia akhirnya kembali ke kampung halamannya, Buenos Aires.
Kehidupannya di Argentina dihabiskan untuk dunia penelitian dan eksperimen. Galli Mainini diangkat ke posisi riset Biologi di Institut Biologi dan Pengobatan Eksperimental yang dipimpin oleh pemegang hadiah nobel, Bernardo Alberto Houssay.
Houssay memenangkan hadiah nobel di tahun 1947 setelah berhasil menemukan efek horman pada kadar gula darah dari hasil risetnya. Pengalaman Houssay inilah yang menempa seorang Galli Mainini dalam petualangan penelitiannya.
Memasuki tahun 1952, Galli Mainini menjadi kepala di bagian penyakit dalam di rumah sakit Lanús di Buenos Aires. Di tahun itu juga ia menerbitkan sejumlah artikel di jurnal ilmiah dalam maupun luar negeri.
Melalui tulisan-tulisan ilmiahnya, ia mulai dikenal. "Pencapaiannya yang paling penting adalah mengembangkan tes kehamilan biologis yang disebut Tes Galli Mainini," tulisanya. Tes ini dengan cepat digunakan di seluruh dunia, karena murah, andal, dan relatif cepat.
Dalam tes ini, sebagian kecil urin dari manusia yang diuji akan disuntikkan ke dalam kantung getah bening punggung katak jantan dewasa. Urin wanita hamil mengandung hormon kehamilan, human chorionic gonadotropin atau hCG.
Saat urin yang berisi hormon ini disuntikkan akan menyebabkan katak jantan menghasilkan sperma dalam waktu tiga jam, dan sel sperma dapat dilihat dengan jelas melalui alat bantu mikroskop.
"Katak tidak merasakan sakit selama pengujian ini, dan setelah dua minggu hewan tersebut dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya," terusnya.
Source | : | Museum of Contraception and Abortion |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR