Baca Juga: JWST Telah Menunjukkan Dapat Mendeteksi Tanda Kehidupan Eksoplanet
Baca Juga: Lagi, Satelit Kepler Temukan Planet Ekstrasurya Kembaran Bumi
Baca Juga: Eksoplanet Aneh Seperti Neptunus Ini Mungkin Memiliki Awan Air
Kedekatan planet dengan bintang induknya—delapan kali lebih dekat dari Merkurius ke Matahari kita—juga menjadikannya laboratorium untuk mempelajari efek radiasi dari bintang induk di planet ekstrasurya. Pengetahuan yang lebih baik tentang hubungan bintang-planet membawa pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana proses ini menciptakan keragaman planet yang diamati di galaksi.
Menangkap spektrum luas atmosfer WASP-39 b merupakan tur ilmiah, karena tim internasional yang berjumlah ratusan secara independen menganalisis data dari empat mode instrumen JWST yang dikalibrasi dengan baik. Mereka kemudian membuat perbandingan antar-temuan yang mendetail, menghasilkan hasil yang lebih bernuansa ilmiah.
JWST memandang alam semesta dalam cahaya infra merah, di ujung merah spektrum cahaya yang melampaui apa yang dapat dilihat mata manusia; yang memungkinkan teleskop mengambil sidik jari kimiawi yang tidak dapat dideteksi dalam cahaya tampak. Masing-masing dari ketiga instrumen tersebut bahkan memiliki beberapa versi "IR" inframerah dalam namanya: NIRSpec, NIRCam, dan NIRISS.
Untuk melihat cahaya dari WASP-39 b, JWST melacak planet saat melintas di depan bintangnya, memungkinkan sebagian cahaya bintang menyaring atmosfer planet. Berbagai jenis bahan kimia di atmosfer menyerap warna spektrum cahaya bintang yang berbeda. Sehingga warna yang hilang memberi tahu para astronom molekul mana yang ada.
Dengan mengurai atmosfer planet ekstrasurya secara tepat, instrumen JWST bekerja jauh melampaui ekspektasi para ilmuwan. Ia menjanjikan fase baru eksplorasi di antara beragam planet ekstrasurya di galaksi. "Saya menantikan untuk melihat apa yang kita temukan di atmosfer planet kecil terrestrial," ujar López-Morales.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR