“48.500 tahun adalah rekor dunia,” ujar Jean-Michel Claverie, salah satu penulis makalah studi ini yang merupakan seorang profesor genomik dan bioinformatika di Fakultas Kedokteran Aix-Marseille University, seperti dikutip dari IFL Science.
Makalah tersebut baru-baru ini diposting di server pracetak bioRxiv. Dalam makalah itu, para peneliti menjelaskan bahwa lebih banyak pekerjaan perlu difokuskan pada virus-virus yang menginfeksi eukariota.
Mereka mencatat bahwa "sangat sedikit penelitian yang telah dipublikasikan mengenai hal ini." Mereka juga menjelaskan bahwa kenaikan suhu akibat perubahan iklim cenderung membangkitkan kembali banyak ancaman mikroba, termasuk virus patogen, dari masa lampau.
Seperti yang ditunjukkan oleh pandemi, menurut para peneliti, "setiap virus baru, bahkan terkait dengan famili yang diketahui, hampir selalu memerlukan pengembangan tanggapan medis yang sangat spesifik, seperti antivirus atau vaksin baru."
“Oleh karena itu sah untuk merenungkan risiko partikel virus purba yang tetap menular dan kembali ke sirkulasi dengan mencairnya lapisan permafrost kuno,” tegas mereka.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR