Para administrator lokal dipekerjakan dan dilatih untuk mengelola survei dalam studi ini. Tanggapan survei yang didistribusikan di delapan desa pesisir diterima, dan para peneliti mengukur indikator kualitas hidup untuk menunjukkan modal mata pencaharian para responden sebelum dan sesudah banjir 2020 seperti kemampuan untuk membangun kembali rumah permanen dan kemampuan untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan bagi keluarga mereka.
Baca Juga: Tahun Lalu 14 Juta Orang Terkena Bencana Iklim di Pasifik Barat Daya
Baca Juga: Warisan Kolonialisme Membuat Warga Lebih Rentan terhadap Bencana Alam
Baca Juga: Bantuan Tunai Orang Kaya ke Orang Miskin Bisa Tingkatkan Kebahagiaan
Secara keseluruhan program PKH yang ada terbukti efektif dalam membantu korban bencana memperkuat modal finansial, tapi tidak berpengaruh signifikan terhadap modal manusia atau fisik. Studi selanjutnya, kata Matsuyuki, mungkin termasuk analisis PS yang bertujuan untuk mendorong keterampilan dan pelatihan dalam aspek mata pencaharian tertentu seperti praktik ekonomi mikro, sesuatu yang saat ini tidak ditawarkan oleh PKH.
“Temuan dan topik integrasi dalam penelitian kebencanaan dan perlindungan sosial ini masih tergolong awal,” ucap Matsuyuki.
“Selain itu, penerapan langkah-langkah melalui program percontohan sangat penting untuk memastikan bahwa mekanisme lintas sektoral dapat diadopsi oleh sektor penanggulangan kemiskinan dan bencana alam," paparnya.
"Tujuan akhirnya adalah mengembangkan kebijakan dan program yang mengintegrasikan perlindungan sosial dan kesiapsiagaan bencana yang berpihak pada masyarakat miskin dalam membangun negara, dengan demikian mengatasi masalah kemiskinan di antara orang-orang miskin sambil meningkatkan kapasitas tanggap bencana mereka," simpul Matsuyuki.
Source | : | Yokohama National University |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR