Baca Juga: Telisik Sisi Lain Kehidupan Sosial Masyarakat Mesir Kuno, Seperti Apa?
Baca Juga: Akhir Sebuah Peradaban, Siapa Sebenarnya Firaun Terakhir Mesir Kuno?
Baca Juga: Berkat Bioarkeologi, Kita Bisa Bertatap Muka dengan Firaun Tutankhamun
Baca Juga: Fakta dan Hoaks Kutukan Mumi Firaun Tutankhamun dan para Korbannya
Dinding makam memang dihiasi dengan gambar dua orang istri dan banyak keturunan. Jadi mungkin mereka adalah dua sahabat karib, heteroseksual, menikah. Namun, di lain sisi benar juga bahwa dinding menampilkan pria saling berpelukan dengan cara yang biasanya hanya digunakan untuk menggambarkan pasangan heteroseksual. Penggambaran kedua pria ini sangat aneh jika mereka hanya berteman atau bersaudara.
Tampaknya sangat mungkin bahwa kedua pria itu gay atau biseksual dan mereka menjalin hubungan romantis satu sama lain sambil juga memiliki anak dengan istri mereka. Sangat mungkin juga bahwa ini adalah contoh awal poliamori (berkencan meski telah memiliki pasangan/istri).
Apa pun itu, secara keseluruhan, ada banyak hal baik yang dapat kita pelajari dari pendekatan seksualitas Mesir kuno. Mereka menerima bahwa pada intinya manusia adalah makhluk seksual. Agama digunakan untuk mendorong hal ini, bukan mencegahnya. Seks adalah hal yang ilahi dan indah, tetapi juga normal, bagian dari kehidupan sehari-hari, dan bukan sesuatu yang harus dihindari.
Ribuan tahun yang lalu orang Mesir menerima begitu saja kebebasan yang masih diperjuangkan banyak orang hingga hari ini. Namun sekali lagi, yang harus digaris bawahi, setiap orang memiliki pandangan masing-masing.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR