Piramida Djoser dibangun di Saqqara sekitar 4.700 tahun yang lalu. Ini adalah piramida pertama yang pernah dibangun oleh orang Mesir di masa lalu. Apa yang unik dari piramida ini? Tidak seperti piramida yang terkenal lainnya, misalnya piramida Agung Giza, piramida Djoser memiliki bentuk berundak. Piramida tertua ini juga menjadi makam Firaun Djoser dari dinasti ketiga Mesir.
Djoser, terkadang dieja Zoser (meskipun dia sebenarnya disebut Netjerykhet) memerintah selama dinasti ketiga Mesir. Menurut para sejarawan, piramida ini dibangun dibawah pengawasan Imhotep, seorang wazir di masa itu (perdana Menteri). "Ia kemudian didewakan atas prestasinya," tulis Owen Jarus di laman Live Science.
"Djoser adalah nama yang diberikan kepada raja ini oleh pengunjung Kerajaan Baru ke situs. Nama tersebut diberikan lebih dari seribu tahun setelah kematiannya," tulis ahli Mesir kuno Mark Lehner dalam buku The Complete Pyramids: Solving the Ancient Mysteries.
Perubahan piramida Djoser
Piramida dimulai sebagai makam mastaba atau struktur beratap datar dengan sisi miring. Kemudian melalui serangkaian perluasan, berkembang menjadi piramida setinggi 60 meter dengan enam lapisan, satu dibangun di atas lainnya.
Piramida dibangun menggunakan 330.400 meter kubik batu dan tanah liat. Terowongan di bawah piramida membentuk labirin dengan panjang sekitar 5,5 kilometer. Piramida itu ditutupi dengan batu kapur tura, yang sebagian besar telah hilang saat ini.
Kompleks makam Djoser
Piramida berada di tengah kompleks seluas 15 hektar. Dinding batu kapur yang tersembunyi mengelilingi kompleks. Terdapat pintu masuk palsu serta pintu masuk tiang asli tertanam di sisi tenggara.
Sebuah kuil terletak di sisi utara piramida bersama dengan patung raja. Struktur batu kecil yang dikenal sebagai serdab mengelilingi patung tersebut, dengan mata raja mengintip melalui lubang di serdab tersebut.
Serdab adalah struktur makam Mesir kuno yang berfungsi sebagai ruang untuk patung dari orang yang telah meninggal. Digunakan selama Kerajaan Lama, serdab adalah ruang tertutup dengan celah atau lubang kecil untuk memungkinkan jiwa almarhum bergerak bebas.
Di sebelah selatan piramida terdapat pelataran besar, dengan altar dan batu yang diidentifikasi sebagai penanda batas.
Di masa itu, orang Mesir kuno menempatkan sejumlah bangunan tiruan di kompleks tersebut. "Itu termasuk serangkaian kuil di tenggara serta paviliun utara dan selatan di sisi timur piramida," tambah Jarus. Struktur tersebut digunakan untuk keperluan ritual.
Di sisi tenggara kompleks, di sebelah kuil tiruan, terdapat sebuah halaman tempat raja merayakan festival ulang tahun Heb-Sed. “Mungkin tujuannya agar raja dapat merayakannya di akhirat,” ujar Jarus.
Di ujung selatan kompleks terdapat makam selatan yang penuh teka-teki dengan sebuah kuil. Ini berisi serangkaian terowongan yang mirip dengan bagian bawah piramida.
Baca Juga: Orang Miskin di Mesir Kuno Rela Abdikan Diri Jadi Budak Kuil
Baca Juga: Ajaib! Bagaimana Piramida-piramida Mesir Bisa Dibangun Saling Sejajar?
Baca Juga: Catatan Rahasia Isaac Newton tentang Piramida dan Prediksi Hari Kiamat
"Satu ruangan di makam selatan memiliki panel batu kapur berukir yang dipasang di dinding yang menggambarkan Firaun menjalankan pertarungan heb-sed," tulis Aidan Dodson di buku The Tomb in Ancient Egypt. Festival heb-sed dilaksanakan untuk merayakan gelar raja. Selama festival, raja akan berlari mengelilingi area terbuka.
Kompleks ini dikelilingi oleh parit kering dengan kedalaman bervariasi dan lebar sekitar 40 m. Sebuah survei mengungkapkan bahwa parit tersebut berfungsi sebagai tambang untuk bahan yang digunakan untuk pembangunan piramida.
Siapa yang dimakamkan di piramida Djoser?
Di bawah piramida berundak terdapat deretan terowongan dan bilik yang membingungkan. Di tengahnya terdapat lubang sedalam 28 m yang berisi ruang pemakaman Raja Djoser. Mumi Raja Djoser hilang, tetapi pekerjaan konservasi di ruang pemakaman mengungkapkan 32 fragmen sarkofagus granit raja. Dari sisa-sisa, para arkeolog memperkirakan bahwa sarkofagus raja awalnya memiliki berat 1,6 metrik ton.
Mengapa makam Firaun Djoser dibuat berundak-undak?
Di masa lalu, Firaun dimakamkan di makam mastaba yang lebih kecil. “Makam seperti itu bisa dijangkau perampok dengan menggali dari atas,” tulis Reg Clark dalam bukunya Securing Eternity: Ancient Egyptian Tomb Protection from Prehistory to the Pyramids.
Piramida berundak Djoser membuat perampok hampir tidak mungkin mencapai ruang pemakaman dengan menggali dari atas. Perlindungan dari perampok kuburan mungkin menjadi alasan mengapa orang Mesir kuno membangun piramida berundak.
Piramida berundak mungkin menawarkan perlindungan yang lebih baik, tetapi akhirnya bisa dibobol oleh para perampok makam. Saat ini sebagian besar barang pemakaman, termasuk mumi Djoser, sudah lama hilang.
Namun, tidak semua mumi dijarah dari makam itu. Penggalian baru-baru ini mengungkapkan tiga mumi yang berasal dari periode akhir (712–332 Sebelum Masehi) yang dikuburkan di dalam ruang pemakaman Djoser.
Terowongan dan istana bawah tanah
Di dalamnya terdapat dua lorong mengarah ke bawah tanah dan bercabang ke tiga arah. Itu berisi tiga galeri penyimpanan, terowongan khusus untuk persembahan, dan ruang yang belum selesai. Ruangan yang belum selesai itu mungkin semacam istana bawah tanah.
Istana bawah tanah memiliki tiga pintu palsu yang berisi prasasti yang menggambarkan raja sedang melakukan ritual. Ruangan itu didekorasi dengan ubin faience biru. Ruang bawah tanah ini tampaknya diselesaikan dengan tergesa-gesa.
Sebuah terowongan di sisi timur piramida berisi 40.000 bejana batu, banyak di antaranya milik leluhur raja. Arkeolog menemukan sisa-sisa manusia dan sarkofagus di dekatnya. “Itu termasuk tulang pinggul seorang wanita yang berusia sekitar 18 tahun ketika dia meninggal,” catat Lehner. Beberapa jenazah wanita berasal dari generasi sebelum masa Djoser. Sisa-sisa itu meninggalkan pertanyaan tentang siapa mereka dan mengapa berada di makam tersebut.
Dari tahun 2006 hingga 2020, Mesir memimpin proyek pelestarian piramida. Pada satu titik selama upaya konservasi, kantung udara raksasa digunakan untuk menahan atap piramida sementara para pekerja memperbaiki struktur piramida.
Beberapa balok piramida telah lepas dan dipasang kembali selama upaya konservasi.
Tim mengumpulkan semua balok yang lepas di bawah pasir, melakukan perawatan, dan memilih yang terbaik untuk ditempatkan kembali ke piramida.
Piramida berundak Djoser jadi pelopor pembangunan piramida lainnya
Pembangunan piramida berundak menandai dimulainya program pembangunan piramida ambisius yang berujung pada Piramida Agung di Giza. Imhotep, orang yang dipercaya merancang piramida berundak, pada akhirnya dianggap sebagai semacam dewa.
Ahli Mesir kuno Marc Van De Mieroop menuturkan bahwa Firaun Djoser memberikan kehormatan langka kepada Imhotep. Sang Firaun mengizinkan nama dan gelarnya diukir di dasar salah satu patung raja. Salah satu gelarnya adalah pemimpin pemahat, ungkapan yang cocok untuk seseorang yang merancang piramida Mesir pertama.
Djoser juga terus dihormati oleh bangsa Mesir kuno. Bahkan, berabad-abad setelah dia meninggal, para pejabat masih ingin dimakamkan di dekat piramida berundaknya.
Pada tahun 2022, para arkeolog menemukan makam salah satu pejabat bernama Mehtjetju di dekat piramida berundak. Dia hidup sekitar 4.300 tahun yang lalu, berabad-abad setelah pemerintahan Djoser.
Di balik semua itu, muncul satu pertanyaan yang belum terjawab: Di mana Imhotep dimakamkan? Mengingat hubungan Imhotep dengan piramida berundak, ahli Mesir Kuno menduga bahwa ia mungkin dimakamkan di dekat karyanya yang paling terkenal. Salah satu kemungkinannya adalah bahwa Imhotep dikubur di bawah piramida berundak, sebuah gagasan yang bisa ditemukan jawabannya oleh peneliti piramida di masa depan.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR