Ketiga, belilah hal kecil yang menyenangkan daripada yang besar
Membeli hal besar seperti rumah, mungkin menjadi hal bahagia. Tetapi, seberapa lama bahagia itu akan bertahan? Rupanya, kita sering bahagia akan hal kecil di sekitar kita, dan penelitian Gilbert dan tim sepakat hal itu. Kita menjadi terbiasa mengeluarkan uang untuk minum teh bersama teman, liburan singkat dengan pasangan, atau menyanyikan lagu kesukaan bersama.
Hal inilah yang membuat kebahagian tidak selalu memerlukan biaya besar untuk dikeluarkan. Kita hanya perlu membelanjakan sebagiannya saja.
"Kita mungkin lebih baik mencurahkan sumber daya keuangan kita yang terbatas untuk membeli barang-barang indah dalam dosis yang sering daripada dosis yang jarang dari barang-barang yang lebih indah," tulis para peneliti.
Keempat, tidak usah membeli banyak asuransi untuk barang
Saking khawatirnya Anda terhadap barang-barang Anda, mungkin membutuhkan jaminan asuransi yang melindunginya. Mulai dari mobil, ponsel, atau hal-hal yang remeh, saking Anda memiliki uang untuk membayar asuransi.
Sebaiknya, kurangi untuk membeli asuransi banyak-banyak. Para peneliti menjelaskan, kita beradaptasi dengan hal-hal yang baik, maupun buruk. "Orang-orang mencari jaminan yang diperpanjang dan kebijakan pengembalian yang murah hati untuk mencegah kemungkinan penyesalan di masa depan," kata penulis,
"Namun, penelitian menunjukkan bahwa jaminan mungkin tidak diperlukan untuk kebahagiaan dan kebijakan pengembalian sebenarnya dapat merusaknya."
Kelima, bayar dulu, nikmati kemudian
Saat pesatnya aplikasi pinjaman di daring dan kredit, atau fitur paylater (bayar nanti) di aplikasi toko. Sistem ekonomi seperti ini membuat kita untuk mengonsumsi sekarang, bayar kemudian. Perilaku ini "mengarah pada perilaku picik--menumpuk hutang, menabung sedikit untuk masa pensiun," tulis para peneliti. "Pada akhirnya, peringatan harus dibayar, dan ketika itu terjadi, hidup sering kali berantakan."
Maka, mereka menyarankan untuk melakukan sebaliknya. Sesuai dengan pepatah, "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Banyak dari literatur psikis menunjukkan pula, menunda kepuasan justru mengarahkan kehidupan yang memuaskan, sukses, dan bahagia.
Keenam, bayangkan perasaan ketika memiliki barang yang hendak dibeli
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR