Sebelum dikurbankan, anak-anak akan diberi pesta besar dan pertemuan dengan kaisar sebelum eksekusi.
Bangsa Mesir kuno
Ada bukti yang menunjukkan bahwa orang Mesir kuno terlibat dalam beberapa tingkat ritual pengurbanan.
Di beberapa daerah, penemuan makam kurban menunjukkan bahwa orang Mesir kuno melakukan berbagai jenis kurban keagamaan, beberapa di antaranya termasuk manusia.
Beberapa makam, termasuk milik Raja Djer dan Raja Aha, berisi jenazah para pelayan mereka di sampingnya. Leigh menambahkan, “Dalam beberapa kasus, bukti menunjukkan para pelayan dikubur hidup-hidup di samping tubuh majikan mereka.”
Catatan lain menunjukkan bahwa para pelayan dibunuh sebagai kurban setelah tuannya meninggal. Tujuannya agar mereka dapat terus melayani sang tuan di akhirat.
Praktik ini sangat umum bagi para pelayan firaun. Karena perubahan budaya, pengorbanan hamba yang masih hidup akhirnya dihentikan dan digantikan dengan tokoh-tokoh simbolik.
Kartago
Salah satu peradaban terkaya dan terkuat di zaman kuno, orang Kartago tidak asing dengan ritual pengurbanan.
Mereka bahkan secara khusus dikenal karena pengurbanan brutal anak-anak untuk mendapatkan bantuan para dewa. Sebagian besar kurbannya adalah bayi, karena dipandang sebagai bentuk kehidupan paling murni yang dapat dipersembahkan kepada para dewa.
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa ada alasan tambahan untuk pengurbanan bayi ini di luar alasan agama. Karena kekayaan dan kekuasaan, diyakini bahwa orang Kartago takut jika ledakan populasi akan menipiskan sumber daya mereka. Mengurbankan bayi akan menjadi cara yang tampaknya sederhana untuk menekan ledakan penduduk karena aborsi belum dipraktikkan.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR