Baca Juga: Mengapa Keberadaan Simpanse Sering Disamakan dengan Manusia?
Baca Juga: Dunia Hewan: Ada Jejak Makhluk Purba di Balik Mata Paus Modern
Baca Juga: Ilmuwan Menganalisis Genom Hominin dari Gua Rusa Merah di Tiongkok
“Ini membantu kami untuk menentukan wilayah genom kami yang berkontribusi pada sesuatu yang penting bagi kami.”
Untuk mengungkap misteri kerontokan rambut pada mamalia, Clark dan rekan-rekannya mencari gen pada hewan tak berbulu yang berevolusi lebih cepat dibandingkan rekan mereka pada hewan berbulu. Detail penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal eLife.
“Karena hewan berada di bawah tekanan evolusioner untuk kehilangan rambut, gen yang menyandikan rambut menjadi kurang penting,” kata Clark.
“Itulah mengapa mereka mempercepat laju perubahan genetik yang diizinkan oleh seleksi alam.”
“Beberapa perubahan genetik mungkin bertanggung jawab atas kerontokan rambut. Yang lainnya bisa menjadi kerusakan tambahan setelah rambut berhenti tumbuh.”
Dalam penelitian mereka, peneliti mengembangkan metode komputasi yang dapat membandingkan ratusan wilayah genom sekaligus.
Mereka mensurvei 19.149 gen dan 343.598 wilayah regulasi yang dilestarikan di puluhan spesies mamalia yang dianalisis.
Dalam prosesnya, mereka mengambil langkah-langkah untuk mengurangi wilayah genetik yang bertanggung jawab untuk mengembangkan sifat spesifik spesies lain, seperti beradaptasi dengan kehidupan akuatik.
“Fakta bahwa layar yang tidak memihak mengidentifikasi gen rambut yang diketahui menunjukkan bahwa pendekatan tersebut berhasil,” kata Clark.
“Ini juga menunjukkan bahwa gen yang teridentifikasi di layar yang kurang terdefinisi dengan baik bisa sama pentingnya untuk memiliki rambut, atau tidak memilikinya.”
Tim tersebut sekarang menggunakan pendekatan yang sama untuk menentukan wilayah genetik yang terlibat dalam pencegahan kanker, memperpanjang umur, dan memahami kondisi kesehatan lainnya.
“Ini adalah cara untuk menentukan mekanisme genetik global yang mendasari karakteristik yang berbeda,” kata Clark.
Source | : | University of Utah Health,ELife |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR