"Setahu saya, belum ada yang melakukan studi serius tentang apa yang diperlukan untuk membentuk painite," kata Rossman. "Saya tahu tidak ada upaya untuk mensintesisnya di laboratorium."
Mengapa Myanmar?
Lantas mengapa painite dan permata lainnya, seperti kyawthuite, ditemukan hanya di Myanmar?
Menurut ROssman, ketika superbenua kuno Gondwana mulai terbelah sekitar 180 juta tahun yang lalu, India merayap ke utara dan bertabrakan dengan apa yang sekarang disebut Asia Selatan.
Tekanan dan panas dari tumbukan membentuk harta karun bebatuan, banyak di antaranya adalah batu permata. Dia berpikir boron dalam painite dan mineral borat lainnya mungkin berasal dari laut dangkal di sekitar daratan yang baru terbentuk.
Rossman memiliki banyak kristal yang dicurigai sebagai painite yang dikirim kepadanya untuk identifikasi. Beberapa telah disembunyikan di depan mata selama beberapa dekade.
Painite yang cocok untuk perhiasan mewah sulit didapat dan dihargai setinggi $60.000 per karat atau sekitar Rp1 miliar, kata Rossman.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR