Nationalgeographic.co.id—Kolonialisme Inggris di India telah berlangsung cukup lama. Sebagai koloni terbesar, India sering dianggap oleh simpatisan Kerajaan Inggris sebagai contoh kolonialisme yang berhasil.
Mulai dari tahun 1757 hingga 1947, sepanjang periode pemerintahan kolonial Inggris di India, tidak ada peningkatan pendapatan per kapita bagi masyarakatnya dan anak benua India.
"Ini adalah fakta yang mencolok, mengingat, secara historis, anak benua India secara tradisional merupakan salah satu bagian terkaya di dunia," tulis Joseph McQuade kepada The Conversation.
Ia menulis tentang sebuah penderitaan yang terjadi di India melalui sebuah fakta yang diungkapnya dalam sebuah artikel berjudul Colonialism was a disaster and the facts prove it terbitan 27 September 2017.
Sebagaimana dibuktikan oleh studi makroekonomi para ahli seperti KN Chaudhuri, India dan Cina adalah pusat ekonomi dunia yang ekspansif, jauh sebelum para pedagang Eropa pertama berhasil mengelilingi tanjung Afrika.
Selama masa kejayaan pemerintahan Inggris, atau British Raj, dari tahun 1872 hingga 1921, harapan hidup orang India turun hingga 20 persen. Secara berkala, India menjelma menjadi salah satu negara yang terpuruk.
"Ini menjelaskan fakta bahwa selama bencana kelaparan yang menghancurkan telah merengguk setidaknya 12 hingga 30 juta orang India yang mati kelaparan," tambah McQuade.
Setelah Burma (Myanmar) dan Singapura jatuh ke tangan Jepang pada tahun 1942 di tengah berkecamuknya Perang Dunia II, ekspor beras dari negara-negara tersebut ke India menjadi terhenti.
Namun, sejatinya bukanlah faktor penguasaan Jepang atas Burma dan Singapura yang membuat musibah ini terjadi. Adanya kekhawatiran pemerintah Kolonial akan peranglah yang membuat mereka menimbun persediaan makanan hingga menjelang perang berkobar.
Selain menimbun makanan, tentara kolonial juga menyita perahu penduduk lokal, hingga kereta, dan gajah di Chittagong, tempat invasi Jepang ke India yang diperkirakan akan segera terjadi.
Hal tersebut menghentikan mata pencaharian nelayan dan kepercayaan pelanggan mereka. Begitu juga secara umum menghambat segala jenis perdagangan tingkat rendah yang menjadi satu-satunya andalan banyak orang India demi bertahan hidup.
Kegagalan pemerintah kolonial dalam mencari pasokan bantuan dari tempat lain untuk memenuhi kebutuhan pangan pribumi mengakibatkan bencana kelaparan yang mengerikan hingga menewaskan jutaan orang.
Baca Juga: Inisiatif Rakyat Bantu Rakyat, Merdeka dari Kelaparan di Masa Pagebluk
Baca Juga: Jumlah Warga Dunia yang Berisiko Kelaparan Akan Naik hingga 30 Persen
Baca Juga: Mengintip Kehidupan Janda di India, Terasingkan Hingga Dianggap Sial
Baca Juga: Bagaimana Rasanya Menjadi Brahmana, Kasta Tertinggi di India?
Kesulitan pangan yang ditunjang dengan menurunnya pendapatan akibat penyitaan pemerintah kolonial, membuat kelaparan yang luar biasa. Musibah ini mulai mengkhawatirkan dan benar saja, jutaan orang kehilangan nyawanya secara berkala.
Musibah ini menjadi sebuah fakta bahwa selama bencana kelaparan yang mengerikan di India, tercatat hingga 30 juta orang di India mati akibat kelaparan, tingkat kematian paling tinggi di semua wilayah kolonial Inggris.
Setelah melalui masa-masa sulit, pemerintah kolonial Inggris mulai bergerak untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat India pada tahun 1943. Dibantu oleh tentara Inggris, pemerintah kolonial mendistribusikan lebih dari 110 juta makanan gratis.
Akan tetapi, pada kenyataannya ratusan juta pasokan makanan gratis itu tidak seluruhnya menyentuh lapisan masyarakat India yang kelaparan, sehingga wabah kelaparan terus berlanjut selama beberapa tahun.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR