Jadi, ketika para astronom menggunakan instrumen kamera inframerah dekat (NIRCam) Webb yang kuat untuk mempelajari NGC 347, mereka terkejut menemukan "pita gas dan debu" di medium antarbintang. Temuan ini adalah bukti awal bahwa meskipun rendah logam, NGC 347 berdebu dan memiliki bahan penyusun yang diperlukan untuk membentuk sistem planet berbatu.
Menggunakan enam filter NIRCam Webb, tim menemukan lebih dari 33.000 sumber dengan apa yang mereka sebut sebagai "kelebihan IR [inframerah]."
Pada bintang dengan massa rendah, debu di sekitar piringan puing menyerap cahaya bintang dan memancarkannya kembali pada panjang gelombang inframerah. Jadi ketika para astronom mendeteksi emisi infra merah, biasanya berarti mereka telah mendeteksi debu.
"Kami sangat senang melihat debu di sekitar benda-benda ini," kata Meixner kepada wartawan pada konferensi pers.
Misi teleskop telah mempelajari NGC 346 di masa lalu, tetapi ini adalah pertama kalinya para astronom mencitrakan debu tersebut. JWST sekarang membantu para astronom mengungkap bintang yang diselimuti debu. Mencari bintang termuda dengan mencapai 10 magnitudo di bawah yang bisa dideteksi Spitzer, dan dua magnitudo lebih redup daripada kemampuan Hubble untuk bintang deret pra-utama.
Pencarian daerah pembentuk bintang dalam panjang gelombang inframerah telah memungkinkan para astronom menemukan banyak bintang yang tidak terlihat, atau salah diidentifikasi pada panjang gelombang optik.
"Kami baru saja menggores permukaan data ini," kata Meixner. "Kita akan kembali dan mendorongnya ke batas katai coklat untuk melihat apa yang bisa kita temukan."
Hasil penelitian ini juga dijelaskan dalam makalah bertajuk “Discovery of dusty sub-solar mass young stellar objects in NGC 346 with JWST/NIRCam” yang diterbitkan 10 Januari di server pracetak arXiv untuk dipublikasikan di jurnal Solar and Stellar Astrophysics.
Source | : | space.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR