Jauh di belahan bumi lain, Aztek punya mitologi tentang Tata dan Nena yang memotong pohon cemara. Keduanya mendapatkan peringatan akan datangnya banjir oleh Tlaloc (dewa hujan). Banjir datang karena orang-orang di Bumi menjadi jahat dan berhenti menyembah dewa. Keduanya selamat menjadi awal mula leluhur manusia di dunia era baru.
Cerita bisa jadi serupa, tetapi peristiwa mungkin berbeda
Mengapa cerita berhubungan dengan bumi dipenuhi air tanpa daratan, lalu surut, dimiliki banyak kebudayan peradaban? Banyak ahli dari bidang keilimuan, termasuk antropolog dan arkeolog mencari jawaban ini.
Antropolog University of Chicago William Lessa (1908-1997) lewat makalah tahun 1956 di The Journal of American Folklore berjudul "Oedipus-Type Tales in Oceania" memiliki pandangan tentang cerita-cerita rakyat. Ada banyak cerita mirip legenda di Yunani yang ternyata tersebar sepanjang Eropa, Timur Dekat, Timur Tengah, Asia Tenggara, hingga kepulauan di Pasitifk.
Namun, cerita serupa Yunani tidak ditemukan di Asia Tengah dan timur laut, Afrika, Australia, dan Amerika. Hal ini menunjukkan kurangnya transmisi budaya pada wilayah-wilayah tersebut.
Jurnalis sejarah dan budaya Tim Brinkhof di Big Think cenderung menjelaskan, mitologi terkait banjir besar tidak saling bersangkut-paut. Misalnya, Yu yang menangani banjir dengan mengontrolnya, berbeda dengan kapal atau serupa kapal di Hindu dan Timur Tengah.
"Karena mitos banjir bah di India dan Mesoamerika yang disebutkan mirip dengan rekan mereka di Mesopotamia hanya sejauh melibatkan dewa, perahu, dan hujan deras, dikatakan bahwa mereka berkembang secara independen satu sama lain," tulis Brinkhof.
Bisa jadi, kisah-kisah yang secara unsur ceritanya mirip sekalipun, didasarkan perstiwa bersejarah yang serupa, tetapi terjadi di tempat yang terpisah.
Kenangan zaman es terakhir?
Cerita banjir besar mungkin terkait dengan kenangan manusia pada akhir masa glasial maksimal atau zaman es terakhir. Pendapat ini sangat umum. Sebuh penelusuran di Discover Magazine tahun 2012 mengungkapkan secara nyata antara legenda seperti Nuh di seluruh dunia, dengan jejak geologis banjir pada masa penghujung zaman es.
Suhu yang menghangat membuat es di kutub mencair, meningkatkan tinggi muka laut berkali-kali lipat. Beberapa areal yang sempat dihidupi oleh manusia pun tenggelam sekitar 11.000 tahun yang lalu (8000 SM).
Source | : | Big Think,JSTOR,Discover Magazine,Britannica |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR