Di sisi lain, manusia tidak luput dari kepunahan kuda liar dan bison di Siberia. Seiring dengan perubahan iklim, nenek moyang kita ikut bertanggung jawab atas kepunahan megafauna ini.
Meskipun rusa relatif tidak terpengaruh oleh salah satu dari faktor-faktor ini, penyebab kepunahan mamut masih menjadi misteri.
Baca Juga: Kepunahan Massal Akhir Permian Dipengaruhi Runtuhnya Lapisan Ozon
Baca Juga: Kehilangan Ribuan Spesies Tiap Tahun, Bumi Menuju Kepunahan Massal
Baca Juga: Bagaimana Beberapa Siput Laut Bertahan Hidup dari Kepunahan Massal?
Baca Juga: Apa yang Membunuh Dinosaurus dan Spesies Lain di Era Kepunahan Massal?
Eske Willerslev, dari University of Copenhagen, yang memimpin penelitian tersebut mengatakan: “Temuan kami mengakhiri teori penyebab tunggal kepunahan Zaman Es, dan menunjukkan bahwa kehati-hatian harus dilakukan dalam membuat generalisasi tidak hanya mengenai spesies masa lalu dan kepunahan sekarang tetapi juga di masa depan," katanya.
"Dampak perubahan iklim dan perambahan manusia terhadap kepunahan spesies sangat bergantung pada spesies mana yang kita lihat."
Terlepas dari jumlah data yang tak tertandingi yang dianalisis dalam penelitian ini, penulis tidak menemukan pola jelas yang membedakan spesies yang punah, seperti badak berbulu dan mamut berbulu.
Kemudian, dari yang bertahan hidup, seperti kuda liar di Eurasia dan rusa kutub di Amerika Utara, menunjukkan bahwa akan menjadi tantangan bagi para ahli untuk memprediksi bagaimana mamalia modern akan merespons perubahan iklim global di masa depan.
Source | : | Nature,University of Sydney |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR