"Hanya piton woma yang cenderung bergerak ke arah suara, sementara ular taipan, ular cokelat, dan terutama beludak Australia cenderung menjauh darinya," kata Zdenek.
"Jenis reaksi perilaku juga berbeda, dengan taipan khususnya lebih cenderung menunjukkan respons defensif dan hati-hati terhadap suara."
Menurutnya, reaksi yang berbeda kemungkinan karena tekanan evolusioner selama jutaan tahun, yang dirancang untuk membantu kelangsungan hidup dan reproduksi.
"Misalnya, ular piton woma adalah ular nokturnal besar dengan predator lebih sedikit daripada spesies yang lebih kecil dan mungkin tidak perlu berhati-hati, sehingga mereka cenderung mendekati suara," kata Zdenek.
"Tapi taipan mungkin harus khawatir tentang pemangsa raptor dan mereka juga secara aktif mengejar mangsanya, sehingga indra mereka tampaknya jauh lebih sensitif."
Baca Juga: Dunia Hewan: Unik, Ikan Ini Dapat Mengenali Dirinya Sendiri dalam Foto
Baca Juga: Dunia Hewan: Gorila Penangkaran Punya Cara Komunikasi dengan Manusia
Baca Juga: Peneliti Identifikasi Protein Penangkal Bisa Ular Derik
Temuan ini menantang asumsi bahwa ular tidak dapat mendengar suara, seperti manusia berbicara atau berteriak, dan dapat mengubah pandangan tentang bagaimana mereka bereaksi terhadap suara.
Studi kami, lanjutnya, mengilustrasikan variabilitas perilaku di antara genera ular yang berbeda, dan melintasi frekuensi suara, yang berkontribusi pada pemahaman yang terbatas tentang pendengaran dan perilaku pada ular.
“Kami hanya tahu sedikit tentang bagaimana sebagian besar spesies ular menavigasi situasi dan bentang alam di seluruh dunia,” kata Zdenek.
"Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa suara mungkin menjadi bagian penting dari repertoar sensorik mereka."
"Ular sangat rentan, makhluk pemalu yang sering bersembunyi, dan kita masih harus banyak belajar tentang mereka."
Source | : | Sci News,PLoS One |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR