Kemudian Kubilai Khan mendirikan Dinasti Yuan di Tiongkok utara, memindahkan ibukotanya ke kota Beijing, dan ia menjadi Kaisar Shizu dari Yuan.
Kaisar Kubilai Khan dan pemerintahannya
Beberapa tahun kemudian, Kubilai Khan, sekarang Kaisar Shizu dari Yuan, memimpin pasukannya dan menaklukkan Dinasti Song di Tiongkok selatan.
Setelah dia mempersatukan Tiongkok, dia berpedoman pada Konfusianisme serta mewarisi banyak pejabat dan sistem politik Song. Kaisar Tiongkok dari suku nomaden itu membagi seluruh kekaisaran menjadi beberapa provinsi. Sistem provinsi yang diciptakannya ini masih diterapkan hingga saat ini.
Pemerintahannya membangun banyak pos, mendorong pertanian, dan menyempurnakan sistem transportasi. Dia juga menerapkan kebijakan kebebasan beragama yang secara damai mengizinkan semua agama ada selama masa pemerintahannya.
Namun pemerintahannya bukan tanpa cela. Ia dikritik karena memulai banyak perang invasif dan membantai banyak nyawa dalam kampanye militer awalnya. Namun, bakat politiknya, keterampilan administrasinya, penghormatan terhadap Konfusianisme, dan kebebasan beragama juga dipuji.
Pencapaiannya jauh lebih besar karena dia adalah seorang barbar (di mata orang Tionghoa) dan juga seorang penakluk nomaden. “Bahkan dalam historiografi resmi Tiongkok, Kubilai Khan dari Mongol diperlakukan dengan hormat,” tambah Bawden.
Dia membangun sistem administrasi yang komprehensif dan meletakkan dasar yang kuat untuk kekaisaran besarnya.
Dilema di akhir pemerintahan Kubilai Khan
Meninggalnya Chabi, sang ratu menjadi kesedihan terbesarnya. Saat itu, ia sudah memiliki ahli waris, Jingim. Putra pertama Kubilai Khan dan Chabi itu berbakat, berani, dan ahli Konfusianisme.
Di tahun-tahun terakhir Kubilai Khan, seorang menteri mencoba menjebak putra mahkota. Dia berpura-pura bertindak sebagai pejabat setia Jingim dan menyarankan agar Kubilai Khan turun takhta.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR