Nationalgeographic.co.id—Kita semua tahu, bahwa bunga tulip sangat populer di Eropa, namanya lekat dengan negara Belanda, di mana tulip saat ini adalah simbol negara tersebut. Tulip memang bukan bunga asli Belanda, tulip diyakini sejak lama berasal dari Asia Tengah dibawa oleh Kekaisaran Ottoman.
Tapi sebuah studi dari University of Cordoba dan School of Arabic Studies muncul ke permukaan. Mereka memberikan informasi tentang kedatangan bunga tersebut ke Eropa dan menentang keyakinan tradisional tentang asal usul bunga tersebut. Studi mereka telah dipublikasikan di Economic Botany dengan judul "Tulips: An Ornamental Crop in the Andalusian Middle Ages."
Menurut studi tersebut, umbi pertama bunga tulip bisa sampai ke Belanda bukan dibawa Kekaisaran Ottoman. Asal bunga itu ada di Byzantium melewati Turki Saljuk dan tiba di Eropa melalui Kerajaan Islam Andalusia pada abad ke-11.
"Kami tidak bisa mutlak itu, tetapi kami mempertahankan hipotesis yang diajukan dan kami bisa memberikan argumen yang cukup kuat," kata Hernández Bermejo, direktur penelitian University of Cordoba dan School of Arabic Studies.
Untuk mendapatkan hipotesis tersebut, para peneliti berusaha merekonstruksi keragaman flora yang ada pada periode abad pertengahan di andalusia atau al-Andalus (wilayah yang saat ini akan dibagi antara Andalusia, Castilla la Mancha dan wilayah Spanyol timur dan Portugal selatan).
Mereka mempelajari semua teks yang diketahui oleh ahli agronomi Andalusia. Saat itulah mereka menemukan apa yang tampaknya, bagi Bermejo dan rekannya Expiración García, peneliti di University of Cordoba sebagai "Referensi bersejarah pertama untuk tulip."
Dalam Umda (Umdat al-tabib), sebuah karya botani dikaitkan dengan Abu I-Jayr dan berasal dari antara abad ke-11 dan ke-12, bunga tulip telah digunakan di wilayah Semenanjung Iberia di bawah Kerajaan Islam Andalusia.
Ada kemungkinan bahwa ahli agronomi abad ke-11 yang dikenal dari Toledo, Ibnu Bassal (putra penjual bawang) memainkan peran protagonis dalam pengenalan dan budidaya pertama tulip di wilayah Iberia.
Studi tersebut telah diungkapkan oleh majalah Economic Botany, sebuah publikasi yang dipromosikan oleh New York Botanical Garden, menggulingkan versi yang diterima secara tradisional.
Bermejo dan García Sánchez bersama tim penelitian mereka telah menghabiskan lebih dari 20 tahun mempelajari teks dan kontribusi ahli agronomi dan ahli botani Andalusia untuk pertanian, dunia tanaman hias dan tanaman obat, dan pengetahuan tentang flora liar.
¨Keberadaan representasi tulip di Kuil Konya (Turki) yang berasal dari abad ke-11, dan penyebutan al-Andalus di Umda, mengarah pada pengenalan tulip ke dunia hias Eropa sekitar 500 tahun sebelum referensi diketahui hingga saat ini," jeas Hernández Bermejo.
"Sebelumnya, penyebaran mereka ke Belanda pada akhir abad ke-16."
Baca Juga: Tabib Kekaisaran Ottoman Temukan Vaksin Cacar Lebih Dulu dari Eropa
Baca Juga: Alcazar: Istana Kuno yang Megah di Sevilla, Sejarah Islam di Andalusia
Baca Juga: Simalakama Kekaisaran Ottoman Menjinakkan Vlad Dracula 'Sang Penyula'
Baca Juga: Berusia Singkat, Almoravid Mengislamkan Maroko dan Menjaga Andalusia
Tulip adalah bunga nasional di Iran dan Turki, selain Belanda, di mana penanamannya secara tradisional penting selama lebih dari empat abad. Namun pada abad ke-13, penyair Turki Mevlana Celaleddin Rumi mendefinisikan tulip sebagai "senyum paling sedih dari semuanya."
Hingga saat ini, banyak teori yang menyangkal kedatangan tulip ke Eropa dari Kesultanan Utsmaniyah melalui Kerajaan Hapsburg hingga mencapai Belanda.
Salah satu yang lebih populer menunjukkan bahwa Ogier Ghislain dari Busbecq, duta besar Ferdinand dari Hapsburg I di istana Suleymán, adalah orang pertama yang memperingatkan dunia Barat tentang keindahan umbi ini, ¨yang dikenal orang Turki sebagai tulip¨, pada tahun 1554.
Tapi sepertinya, di antara semua teori, tidak ada yang mampu menampilkan bukti literatur atau teks yang kuat untuk dijadikan argumentasi.
Di sisi lain, meskipun dokumen pertanian Abu I-Jayr yang dianalisis oleh Hernández Bermejo dan García Sánchez mendahului kesaksian Busbecq selama berabad-abad, rute tulip di Andalusia juga masih perlu dibuktikan.
Source | : | Science Daily,Economic Botany |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR