Baca Juga: Para Kaisar Tiongkok Tergiur ‘Ramuan Keabadian’, Tak Sadar Itu Racun
Baca Juga: Marco Polo: Buram Kebenaran Perjalanannya ke Kekaisaran Tiongkok
Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi racun gu yang dicampur pada makanan. Dokter Jiangnan, Zhang Lu, pada abad ke-17 menulis sebuah metode untuk mendeteksi keracunan gu di wilayah Lingnan.
"Jika Anda makan di rumah [orang yang tinggal di sana], segera ambil cula badak dan aduk [makanan] dengannya. Jika [makanan] mengeluarkan busa putih, berarti makanan tersebut beracun, jika tidak ada busa, berarti tidak beracun."
Chen Guoqun juga menulis pada tahun 1942 bahwa para pelancong harus membawa sumpit berujung perak dan mencelupkannya ke dalam makanan dan minuman yang ditawarkan di rumah Miao. Jika ujung perak berubah warna, makanan tersebut mungkin diracuni.
Kisah legenda tentang racun gu adalah produk dari prasangka terhadap kelompok minoritas. Hubungannya dengan wanita Miao dan Lingnan terus berlanjut hingga akhir abad ke-19, dengan beberapa sarjana bahkan menulis bahwa Miao dilarang menghadiri pasar di berbagai tempat di Tiongkok pada tahun 1900-an.
Meskipun cerita tentang racun gu mungkin merupakan cerita rakyat, dampaknya menciptakan batas-batas geografis dan etnis yang nyata serta berlangsung selama berabad-abad.
Saat ini, legenda racun gu masih terus hidup, racun yang terkenal memainkan peran penting dalam film Crouching Tiger, Hidden Dragon dan televisi Sleepy Hollow sebagai metode untuk memanipulasi kekasih dan menyebabkan kematian.
Source | : | Atlas Obscura |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR