“Mendeteksi pH basa makanan adalah adaptasi menguntungkan yang membantu hewan menghindari konsumsi zat beracun,” kata Zhang.
Untuk memahami bagaimana Alka merasakan pH tinggi, tim melakukan analisis elektrofisiologi dan menemukan bahwa Alka membentuk saluran ion klorida (Cl–) yang langsung diaktifkan oleh ion hidroksida (OH–).
Seperti neuron sensorik penciuman pada mamalia, konsentrasi Cl– di dalam GRN lalat biasanya lebih tinggi daripada di luar sel saraf ini.
Para peneliti mengusulkan bahwa ketika terkena rangsangan pH tinggi, saluran Alka terbuka, menyebabkan muatan negatif Cl– mengalir dari dalam ke luar GRN lalat.
Aliran Cl- ini mengaktifkan GRN, yang pada akhirnya memberi sinyal ke otak lalat bahwa makanan bersifat basa dan harus dihindari.
“Pekerjaan kami menunjukkan bahwa saluran Cl– dan Cl–, yang telah diabaikan sejak lama, memiliki fungsi penting dalam pensinyalan rasa ke otak,” kata Zhang.
Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim: Lebih Sedikit Ngengat, Lebih Banyak Lalat
Baca Juga: Dunia Hewan: Mengapa Lalat Suka Makan Tahi, tapi Tidak Sakit?
Baca Juga: Jamur Ini Buat Lalat Betina Jadi Zombi dan Menggoda Lalat Jantan
Para ilmuwan juga mempelajari bagaimana lalat mendeteksi rasa zat basa menggunakan alat optogenetik berbasis cahaya.
Mereka menemukan bahwa ketika mereka mematikan GRN basa, lalat tidak lagi terganggu oleh rasa makanan basa.
Sebaliknya, mereka mengaktifkan GRN basa ini dengan menyinari lampu merah.
Menariknya, saat lalat ini diberi makanan manis dan terkena lampu merah pada saat bersamaan, lalat tidak mau lagi memakan makanan manis tersebut.
“Rasa basa dapat berdampak besar pada apa yang dipilih lalat untuk dimakan,” kata Zhang.
Source | : | Nature Metabolism,Monell Chemical Senses Center |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR