Baca Juga: Sulit Diramal, Para Ilmuwan Kini Menguak Cara Prediksi Erupsi Gunung
Baca Juga: Erupsi Anak Krakatau 2018: Bukan Magma Penyebabnya tetapi Keruntuhan
Studi yang lain di Mei 2022 juga menunjukkan, denyut kuat dari letusan Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai bisa mengguncang atmosfer. Letusannya melepaskan energi sebanding dengan empat hingga 19 mega ton ledakan TNT, (100 kali bom Hiroshima). Dampaknya, menghasilkan gelombang yang mengelilingi Bumi empat kali dalam satu arah, dan tiga kali ke arah lainnya.
Riset terbaru yang dipublikasikan oleh Purkis justru mengungkapkan letusan gunung berapi bawah laut ini menyaingi letusan Krakatau. Meski jumlah korban letusan Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai jauh lebih sedikit, letusannya sangat besar dan durasinya lebih lama.
Letusan Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di bawah laut membentuk rangkaian di Kepulauan Tonga di masa silam. Secara geografis, gunung ini terbentuk dari hasil pertemuan lempeng tektonik Pasifik dan Indo-Australia.
Simulasi Purkis dan tim juga menunjukkan bahwa lokasi letusan relatif terhadap pusat kota menyelamatkan Tonga dari hasil yang lebih buruk. "Meskipun tahun 2022 mungkin merupakan pelarian yang beruntung, gunung berapi bawah laut lainnya memiliki kapasitas untuk menelurkan tsunami di masa depan dengan skala yang sama," tuturnya.
"Letusan tersebut merupakan laboratorium alam yang sangat baik untuk menguji hipotesis dan model yang dapat digunakan di tempat lain untuk meningkatkan persiapan bencana di masa depan, dan lebih memahami letusan serupa dan tsunami berikutnya sebagaimana terpelihara di zaman kuno dan dalam catatan geologi."
Source | : | National Geographic Indonesia,Science,Science Advances |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR