Suku Maya mempraktikkan pengikatan kepala agar bisa tampil lebih menarik
Mencoba membengkokkan dan membentuk tengkorak bayi merupakan suatu tindakan kejam pada anak di zaman modern. Namun lain halnya jika dilakukan di masa lalu.
Praktik mengikat kepala untuk memanjangkan bentuk tengkorak manusia adalah praktik yang tersebar di banyak budaya. Salah satunya kebudayaan Maya.
Bentuk tengkorak merupakan tanda status, dengan status individu yang lebih tinggi dengan deformasi yang lebih menonjol.
“Hal ini diperdebatkan di antara para arkeolog tentang mengapa mereka mengejar bentuk keindahan ini,” tambah Quinn.
Ada yang mengatakan mereka meniru dewa jagung, yang kepalanya berbentuk jagung. Yang lain mengatakan itu dimaksudkan untuk meniru tengkorak jaguar. Apapun alasannya, itu adalah instruksi dari para dewa, agar mereka terlihat lebih mulia.
Bangsa Maya melawan Spanyol selama 2 abad
Bangsa Maya adalah pejuang tangguh. Bahkan di hadapan musuh yang unggul secara teknologi, mereka menolak untuk menyerah. Contohnya pada penjajah Spanyol.
Peperangan antara Spanyol dan Maya berlangsung dari tahun 1517 hingga 1697. Itu berarti 180 tahun! Bayangkan dari kakek, ayah, hingga cucu semua bertarung melawan Spanyol di masa itu.
Orang mungkin berpikir bahwa kurangnya persatuan politik menjadi kelemahan suku Maya melawan Spanyol.
Kenyataannya, pembagian kekuasaan inilah yang membuat suku Maya begitu sulit ditaklukkan. Tidak ada ibu kota tunggal untuk diserbu atau diambil alih.
Setiap kali penjajah menaklukkan satu kerajaan Maya, masih ada lagi yang belum mulai berperang. Nojpetén, terletak di sebuah pulau di Danau Petén, adalah wilayah Maya terakhir yang jatuh.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR