Cobalah berdiskusi dengan guru, buat mereka lebih sabar, dan ajaklah mereka untuk melakukan perbaikan dari sikap arogan itu.
Baca Juga: Anak Pesantren Lekat dengan Budaya Antre Demi Memupuk Sikap Sabar
Baca Juga: Perjalanan Terjal Pribumi Menjadi Pejabat Daerah Hindia Belanda
Baca Juga: Menenangkan Anak Menangis dengan Ponsel Dapat Berdampak Buruk
3. Bicaralah dengan anak secara pribadi
Hindari menegur anak Anda langsung di depan orang lain, sekalipun arogansinya perlu diperbaiki.
Setiap kali Anda melihat anak Anda lebih unggul, ajak mereka membicarakan hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan. Berikan pesan tegas bahwa arogansi tidak dapat diterima.
4. Berikan contoh
Anak-anak belajar banyak dari apa yang mereka temukan, termasuk cara orang tua membangun hubungan interpersonal dengan orang lain. Anda tidak harus selalu benar atau selalu menang dalam menghadapi orang lain.
Namun Anda perlu menonjolkan bagaimana bersikap sopan, baik hati, dan rendah hati agar anak Anda dapat meniru perilaku positif Anda.
5. Memahami kondisi anak
Dalam banyak kasus, jelas Mansfield, anak-anak menjadi arogan karena merasa rendah diri dan menutupi perasaan tidak mampu mereka dengan menyombongkan kemampuan mereka yang luar biasa di bidang tertentu.
Mereka sering cemburu pada saudara atau teman sekolah yang terlihat memiliki banyak teman dan berinteraksi dengan lebih nyaman.
Mansfield menyarankan, memuji perilaku positif anak dapat membantu menjaga harga diri anak tetap utuh. Cobalah pahami kondisi anak, bantu dia agar tidak lagi arogan, berikan bimbingan dengan lembut tapi tegas dan penuh kasih sayang.
Anda juga bisa melibatkan anak dalam kegiatan membantu orang lain, misalnya. Karena ini adalah cara positif untuk menanamkan kasih sayang sekaligus mengajarinya untuk tidak terlalu mementingkan diri sendiri.
Source | : | Voi.id |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR