Maitland menganalisis patung lain yang ditemukan di Deir el-Medina, bersama dengan catatan sejarah kuno dan peninggalan arkeologi lainnya dari situs tersebut. Dia menemukan bahwa beberapa orang senior di Deir el-Medina diizinkan untuk menggambarkan Firaun dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain di Mesir.
Selama masa pemerintahan Ramses II (sekitar 1279 SM sampai 1213 SM), sebuah kultus pemujaan patung yang didedikasikan untuk raja berkembang di Deir el-Medina.
"Penyembahan Firaun dan pembangunan patung yang menggambarkannya didorong oleh para bangsawan," tulis Maitland.
"Mengingat peran penting yang dimainkan para pengrajin dalam membangun makam kerajaan, serta betapa pentingnya penguburan raja dalam sistem politik Mesir, penting untuk menjaga stabilitas struktur sosial yang mengatur Deir el-Medina dengan menumbuhkan pengabdian kepada Firaun," tulis Maitland dalam buku itu.
Dengan kata lain, meskipun orang Mesir biasanya tidak disarankan untuk memahat Firaun dan non-kerajaan secara bersamaan, pada waktu dan tempat tertentu, hal itu dimaafkan.
"Selain itu, fakta bahwa patung ini menggambarkan patung Firaun, dan bukan Firaun itu sendiri, membuat keberadaannya lebih dapat diterima," tulis Maitland dalam buku tersebut.
Firaun yang digambarkan dalam patung itu kemungkinan adalah patung Ramses II, tulis Maitland. Orang yang terlihat berlutut di belakang Firaun kemungkinan adalah Ramose, seorang juru tulis senior yang merupakan pemimpin komunitas, tambahnya.
Baca Juga: Harta Karun Zaman Mesir Kuno: Patung Emas dan Mumi Kucing di Saqqara
Baca Juga: Patung Zeus di Olympia yang Meramal Kematian Kaisar Romawi Caligula
Baca Juga: Misteri di Balik Karya Seni Berusia 1.300 Tahun Dipecahkan oleh Sains
Sebuah petunjuk besar mengisyaratkan identitas Ramose, kata Maitland. Orang tersebut ditampilkan mengenakan karangan bunga, barang langka yang dikenakan pria di Mesir kuno.
Source | : | Live Science,Deir el-Medina |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR