Budaya Joseon sangat dipengaruhi oleh budaya elite Tionghoa. Ketika Kekaisaran Tiongkok diperintah oleh Manchu, Joseon menganggap dirinya sebagai satu-satunya contoh nyata dari budaya Tionghoa di Asia.
Karya para cendekiawan seperti Adam Bohnet memberi kita wawasan besar tentang upaya Joseon untuk menjaga budaya ini.
Adam Bohnet mengungkapkan bagaimana orang asing dari luar negeri, dari budaya yang berbeda, diperlakukan berbeda. Orang asing diberi status tertentu lebih rendah dari status kebanyakan orang di Joseon.
Melihat dirinya sebagai penerus dari Dinasti Ming dan budayanya, Joseon merasa perlu untuk melindungi budaya ini. Maka, Joseon hanya mengarantina secara sosial dan mengisolasi orang asing yang masuk dari daerah barbar seperti Jepang atau Manchuria.
Ini adalah indikasi bagaimana Joseon melihat dirinya sebagai benteng terakhir dari budaya dan penerus Dinasti Ming. Konsep ini hanya berkembang sepanjang era Qing. Di saat yang sama, Joseon mempertahankan hubungan diplomatik yang stabil dengan Dinasti Qing yang dikuasai Manchu.
Apakah tidak aneh jika Dinasti Joseon mengeklaim sebagai penerus Dinasti Ming? Ternyata, hal seperti ini tidak hanya terjadi di Korea. Dalam sejarah, kerajaan dan kekaisaran di Eropa mengaitkan dirinya dengan Kekaisaran Romawi yang telah jatuh.
Selama berabad-abad setelah kejatuhannya, Romawi memengaruhi budaya dan perilaku banyak negara dan negarawan. Kata untuk kaisar dalam banyak bahasa Eropa berasal dari Caesar termasuk kata Rusia, Tsar.
Menghubungkan diri sendiri dengan peradaban yang telah hilang adalah contoh untuk meningkatkan legitimasi suatu kerajaan atau negara.
Baca Juga: Kisah Yi Ku, Putra Mahkota Terakhir dari Dinasti Joseon Korea
Baca Juga: Alasan Wanita di Dinasti Joseon Menutupi Wajah saat Berada di Luar
Baca Juga: 500 Tahun Berkuasa, Ini Peran Dinasti Joseon dalam Sejarah Korea
Baca Juga: Kisah Hidup nan Memilukan Deokhye, Putri Terakhir Kekaisaran Korea
Lantas, kapan tepatnya ide ini mulai menghilang dari Korea? Klaim soal penerus Dinasti Ming agak memudar pada abad ke-19. Saat itu, pandangan dunia yang berpusat pada Kekaisaran Tiongkok mulai hancur. Dinasti Qing yang berkuasa di Kekaisaran Tiongkok menderita banyak kekalahan dari kekuatan asing.
Dengan hancurnya konsep dasar tatanan dunia di mata Joseon, keinginan untuk menjadi penerus Ming pun mulai memudar secara perlahan.
Setelah jatuhnya Ming dan sepanjang pemerintahan Dinasti Qing, Dinasti Joseon Korea terus memainkan perannya dalam sistem upeti. Dalam hal ini, Dinasti Joseon adalah bawahan dari kekaisaran superior Tiongkok. Namun, kebencian terhadap orang Manchu yang mereka anggap barbar tetap ada.
Joseon menganggap dirinya sebagai benteng terakhir dari budaya Tionghoa. Karena itu, Joseon menganggap dirinya sebagai penerus yang sah dari Dinasti Ming yang jatuh. Ternyata, ada banyak contoh serupa yang terjadi sepanjang sejarah dunia.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR