Tomat dimakan oleh suku Aztec sejak tahun 700 Masehi dan disebut tomatl, namanya dalam bahasa Nahuatl. Dan, catatan sejarah menunjukkan, tomat baru ditanam di Inggris sekitar 1590-an.
Pada awal abad ke-16, penjajah Spanyol yang kembali dari ekspedisi Mesoamerika diperkirakan pertama kali memperkenalkan tomat di Eropa selatan. Beberapa peneliti memuji Cortez dengan membawa benih ke Eropa pada tahun 1519 untuk tanaman hias. Hingga akhir tahun 1800-an di iklim yang lebih sejuk, tomat hanya ditanam untuk keperluan mempercantik kebun alih-alih untuk dimakan.
Smith melanjutkan:
“John Parkinson memproklamasikan bahwa apel cinta dimakan oleh orang-orang di negara panas. Tujuannya untuk mendinginkan tubuh dan memuaskan dahaga. Ia adalah apoteker untuk Raja James I dan ahli botani untuk Raja Charles I. Tukang kebun Inggris menanamnya hanya untuk keingintahuan dan keindahan buahnya.”
Referensi pertama yang diketahui tentang tomat di British North American Colonies pada 1710 di Carolina. Tomat menjadi buah yang dapat dikonsumsi di berbagai daerah. Kabar tentang tomat menyebar perlahan seiring dengan banyaknya mitos dan pertanyaan dari para petani. Banyak yang tahu cara menanamnya, tetapi tidak tahu cara memasak makanannya.
Cacing beracun pada tomat
Pada tahun 1822, catatan sejarah menunjukkan bahwa ratusan resep tomat muncul di majalah dan surat kabar lokal. Namun ketakutan dan desas-desus tentang potensi racun tanaman tetap ada. Pada tahun 1830-an ketika tomat dibudidayakan di New York, muncul kekhawatiran baru. Itu adalah cacing yang ada pada tomat, berukuran panjang 8 sampai 10 cm dengan tanduk mencuat dari punggungnya.
Menurut The Illustrated Annual Register of Rural Affairs and Cultivator Almanac (1867), cacing tersebut bisa menimbulkan kematian.
Deskripsinya sebagai berikut:
“Tomat di semua kebun kami dihinggapi cacing hijau bertubuh sangat besar. Dengan sterol putih miring di sepanjang sisinya dan tanduk seperti duri melengkung di ujung punggungnya.”
Menurut penelitian Smith, bahkan Ralph Waldo Emerson takut akan kehadiran cacing pencinta tomat. Cacing itu adalah obyek yang sangat menakutkan dan beracun. Bila cacing tersebut merayap di permukaan tomat, maka tomat itu pun menjadi beracun.”
Sekitar periode waktu yang sama, Dr. Fuller mengatakan dia menemukan ulat tomat berukuran 12,7 cm di kebunnya. Pernyataannya dikutip dalam The Syracuse Standard. Dia menangkap cacing itu dalam botol. Menurutnya cacing itu beracun seperti ular berbisa ketika akan melemparkan liur ke mangsanya.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR