Nationalgeographic.co.id—Di masa lalu, orang Eropa takut akan tomat yang diberi julukan apel beracun. Pasalnya, para bangsawan jatuh sakit dan meninggal setelah mengonsumsinya. Apakah tomat benar-benar mematikan? Berikut sejarah tomat, dari makanan yang ditakuti hingga bisa dinikmati oleh banyak orang.
Pizza dan tomat
Sejarah mencatat, sekitar tahun 1880, dengan penemuan pizza di Naples, tomat semakin populer di Eropa. Tapi ada sedikit cerita di balik ketidakpopuleran buah yang disalahpahami di Inggris dan Amerika. Ini dijelaskan Andrew F. Smith dalam The Tomato in America: Early History, Culture, and Cookery.
Sebelum penemuan pizza, para bangsawan di Inggris dan Amerika jatuh sakit dan mati setelah mengonsumsi tomat yang menggiurkan. Kenyataannya, orang Eropa kaya menggunakan piring timah, yang kandungan timbalnya tinggi. Karena tomat sangat tinggi keasamannya, saat diletakkan di atas peralatan makan khusus ini, buahnya akan melepaskan timbal dari piring. Ini mengakibatkan banyak kematian akibat keracunan timbal.
Namun di masa lalu, tidak ada memperhatikan hubungan antara piring dan racun pada saat itu. Maka, tomat menjadi kambing hitamnya.
Sebelum sampai di Amerika Utara, tomat diklasifikasikan sebagai nightshade yang mematikan. Ini adalah keluarga tanaman beracun Solanaceae.
Salah satu referensi Eropa paling awal untuk makanan tersebut dibuat oleh herbalis Italia, Pietro Andrae Matthioli. Ia pertama kali mengklasifikasikan tomat sebagai nightshade dan mandrake — kategori makanan yang dikenal sebagai afrodisiak.
Mandrake memiliki sejarah yang berasal dari Alkitab Perjanjian Lama, yang secara kasar diterjemahkan menjadi apel cinta. Dalam Kitab Kejadian, mandrake digunakan sebagai ramuan cinta.
Menurut Smith, sebagian besar informasi soal tomat tidak benar. Misalnya, publikasi tentang tomat oleh Gerard di Herball.
Gerard menganggap seluruh tanaman tomat sebagai berbau busuk dan bau. Sementara daun dan tangkai tanaman tomat beracun, buahnya tidak.
Pendapat Gerard tentang tomat, meskipun didasarkan pada kekeliruan, berlaku di Inggris dan koloni Inggris di Amerika Utara. Informasi yang sesat ini dipercaya selama lebih dari 200 tahun.
Sekitar waktu itu juga dipercaya bahwa tomat paling baik dimakan di negara-negara yang lebih panas. “Seperti tempat asal buah ini di Mesoamerika,” tulis K. Annabelle Smith di laman Smithsonian Magazines.
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR