Nationalgeographic.co.id—Kisah sejarah terkadang menyingkap banyak ceritera yang tak terduga-duga. Sejatinya, sejarah mengajak dan mengajarkan kita untuk belajar dari peristiwa-peristiwa itu.
Salah satu wacana sejarah yang dapat diambil pelajarannya adalah tentang hilangnya Dukuh 'Sodom' Legetang di Dieng hanya dalam waktu semalam! Suatu narasi yang mungkin jadi ironi sepanjang sejarah.
Begitulah memori kolektif yang melekat di masyarakat tatkala menyebut Dukuh Legetang sebagai 'Dukuh Sodom'. Kisah ironinya berbuntut pada kepercayaan rakyat Dieng tentang adanya azab yang menimpa rakyat Legetang yang kerap menyimpang, bak kaum Sodom.
Barangkali, "Legetang adalah narasi tentang bencana yang tidak biasa," tulis Anton Hendrawan, salah satu penulis yang terlibat dalam buku Bawana Winasis Dieng: Budaya Tak Terkatakan, terbitan 2021.
Secara geografis, Dukuh Legetang sama halnya dengan dukuh di desa-desa lain di dataran tinggi Dieng, memiliki kondisi tanah yang subur. "Masyarakat menggantungkan kehidupan pada perkebunan," imbuhnya.
Kesuburan tanah di Dukuh Legetang ini konon melebihi kesuburan tanah-tanah lain di kawasan sekitarnya. Nahas, segala keindahan lansekap itu berubah tatkala pada 17 April 1955, bencana mengerikan menimpa mereka.
Malam itu, tatkala Dukuh Legetang diguyur hujan lebat, sekira pukul 23.00 WIB tiba-tiba terdengar suara gemuruh seperti benda besar jatuh. Suara ini terdengar sampai ke desa-desa sekitarnya.
Lantas, bunyi gemuruh itu menarik perhatian meski hujan lebat dan gelap. Sayangnya, tak ada warga yang berani mendekat untuk mengidentifikasi gemuruh yang menerpa Legetang. Ketika terang pagi menjelang, dukuh itu dilaporkan menghilang!
Dukuh malang itu hilang seketika, rata dengan tanah, tertimbun tanah longsor yang diduga berasal dari Gunung Pengamun-amun di dekatnya. Gunung itu rompal seakan hilang sebagian.
Permukaan dukuh bukan saja tertimpa, tapi berubah menjadi sebuah bukit yang mengubur seluruh dukuh beserta warganya. Dukuh Legetang yang semula berupa lembah, kini tak ubahnya sebuah gundukan tanah yang menyerupai bukit.
Bencana mengerikan ini diperkirakan telah mengubur 351 warga yang ada di Dukuh Legetang. Hanya menyisakan satu orang, dan cerita tentang orang yang selamat ini pun masih simpang siur.
Menariknya, di balik kemalangan yang menimpa dukuh ini, narasi berbau misteri berbalut keagamaan menyelimuti kisahnya. Dukuh Legetang, Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Dieng Kulon, diisukan terkena azab akibat tindak rakyatnya yang menyimpang.
Source | : | Bawana Winasis Dieng: Budaya Tak Terkatakan (2021),Journal of Islamic Civilization |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR