Nationalgeographic.co.id—Wanita Jepang telah lama dikenal memiliki gaya model rambut yang rumit untuk menunjukkan status sosial dan ekonomi mereka. Gaya rambut tradisional Jepang disebut nihongami mengisahkan sebuah sejarah antara abad ke-7 dan ke-19.
Wanita kelas atas yang memiliki hubungan dengan kaum elit bangsawan dan pejabat dinasti kekaisaran Jepang mengenakan tatanan rambut yang rumit dan terstruktur dengan hiasan yang terbuat dari sisir, pita, tusuk rambut, dan bunga.
Meskipun ada sejumlah gaya rambut yang berbeda, namun sebagian besar gaya nihongami memiliki tatanan rambut yang mirip. Terdiri atas empat bagian tatanan rambut. Pada bagian depan rambut disebut maegami, kiri dan kanan rambut disebut sayap rambut atau bin, bagian yang tampak seperti sanggul disebut mage, dan bagian tengkuk yang membentuk lingkaran panjang rambut disebut tabo
Taregami, Rambut Panjang dan Lurus
Selama periode Heian dalam sejarah kekaisaran Jepang, dari sekitar tahun 794 hingga 1345, wanita bangsawan Jepang menolak gaya model rambut Tiongkok dan menciptakan model gaya baru.
Model rambut selama periode ini adalah rambut lurus yang tidak diikat semakin panjang, semakin baik. Bahkan rambut hitam sepanjang lantai dianggap sebagai puncak keindahan.
Ilustrasi gaya rambut seperti ini, mengingatkan akan penulis novel abad ke-11 yang tercatat dalam sejarah sebagai novel tertua di dunia. Dilukiskan sosok Murasaki Shikibu sedang menulis novel di dalam kuilnya dengan rambut panjang menjuntai ke lantai.
Gaya Rambut Awal Periode Edo
Di awal periode Edo kekaisaran Jepang, umumnya wanita memiliki gaya rambut yang disebut Tate-Hyojo. Wanita dengan rambut yang sebagian tergerai dan sebagian terikat meruncing ke belakang.
Sementara gaya rambut yang ditarik ke belakang menjadi sanggul dan berbentuk seperti kipas atau daun pohon gingko dinamakan ichomage.
Gaya Rambut Shimada Mage Diikat ke Belakang Dengan Sisir di Atas
Selama Keshogunan Tokugawa atau Periode Edo dari tahun 1603 hingga 1868, wanita Jepang mulai menata rambut mereka dengan gaya yang jauh lebih rumit. Mereka menarik rambut mereka yang sudah diberi pelicin rambut dan menghiasinya dengan sisir, tusuk rambut, pita, dan bahkan bunga.
Source | : | thought.co |
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR